Ratusan Emak-Emak Ungkapkan Kekecewaan ke KPU dan Bawaslu Jabar

Ratusan Emak-Emak Ungkapkan Kekecewaan ke KPU dan Bawaslu Jabar

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sebanyak lebih dari 500 emak-emak yang tergabung dalam Emak-Emak Gerakan Rakyat Anti Pemilu Curang menggelar aksi di Kantor KPU Jawa Barat, di Bandung, Rabu (15/5).

Dalam aksi ini, mereka menggelar longmarch sejauh 3 km dari KPU Jabar ke Bawaslu Jabar dalam keadaan berpuasa. Para peserta aksi juga melakukan teatrikal dengan atraksi pocong. Atraksi ini menjadi tanda kesedihan atas meninggalnya ratusan petugas pemilu selama proses Pemilu Serentak 2019.

Koordinator Lapangan Aksi, Andi Nenie Sri Lestari menjelaskan bahwa benar-benar menaruh harapan kepada KPU dan Bawaslu agar pemilu berlangsung jujur dan adil. 

Namun dalam perjalanan dari awal proses pemilu sampai kepada hari pencoblosan dan proses perhitungan suara, pihaknya mengaku sangat kecewa dengan berbagai ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan oleh pertahana, dan banyaknya kecurangan yang terjadi.

“Hal ini menyebabkan kami meninggalkan tugas harian kami, dan turun ke jalan berulang kali melakukan aksi keprihatinan,” tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (16/5).

Atas alasan itu, Emak-Emak Gerakan Rakyat Anti Pemilu Curang menyampaikan sejumlah tuntutan. Di antaranya meminta agar azas pemilu yang jujur, adil, langsung, bebas, dan rahasia agar tidak diabaikan.

Hal ini menyikapi kasus heboh pencoblosan kertas suara tercoblos untuk paslon  01 sebelum pemilu dimulai di luar negeri.

“Ketahuan di dua tempat di Malaysia dengan jumlah tidak sedikit, diperkirakan dengan modus yang sama tidak ketahuan juga terjadi di berbagai tempat namun kasus ini tidak diselesaikan secara terbuka oleh KPU dan Bawaslu, serta tidak memberi sanksi secara tegas sesuai UU Pemilu,” tegasnya.

Kedua pihaknya menilai hasil sistem informasi penghitungan suara (Situng) tidak penting untuk ditampilkan. Sebab, Ketua KPU Arief Budiman sudah menyatakan bahwa Situng bukan perhitungan resmi.

“Lalu untuk apa dipertontonkan kepada rakyat dan melakuan pembiaran dengan berbagai kesalahan input,” sambungnya.

Selanjutnya, mereka meminta agar kasus meninggalnya ratusan petugas pemilu disikapi dengan baik oleh penyelenggara pemilu.

Terakhir, mereka mengingatkan bahwa kecurangan Pilpres 2019 dapat menghancurkan moralitas bangsa jika tujuannya berganti dengan nafsu mempertahankan tahta, harta, dan kekuasaan semata.

“Pilpres sebagai sarana mewujudkan harkat martabat bangsa untuk menegakkan demokrasi secara benar,” pungkasnya. [rm]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita