GELORA.CO - Calon Presiden 02 Prabowo Subianto menyampaikan, saat ini ada yang ingin merusak sistem demokrasi di Indonesia dengan melanggar ketentuan-ketentuan yang ada. Menurutnya, kehidupan bangsa Indonesia menjadi tidak baik lantaran dirusak oleh sekelompok orang di Pemilu 2019 ini.
Hal itu disampaikannya kepada media asing dan internasional yang diundang khusus di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019) malam.
"Tapi apa yang terjadi saudara-saudara, inilah yang terjadi di Indonesia. Keinginan 267 juta penduduk Indonesia sedang dilanggar dan dipisahkan. Karena itu lah, kita tengah berusaha untuk menegakkan demokrasi di Indonesia menjadi demokrasi yang benar, yang jujur, untuk merubah sebuah sistem menjadi lebih baik kedepannya," kata Prabowo melalui siaran persnya, Selasa (7/5/2019).
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menjelaskan bahwa pihaknya memiliki beberapa ahli yang akan memberikan paparan teknis mengenai hal tersebut. Pada dasarnya lanjutnya, ia beserta Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi sangat menyayangkan adanya berbagai dugaan kecurangan Pemilu 2019. Sebab, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke-tiga di dunia, dan bangsa Indonesia memilih demokrasi di tahun 1998.
"Saya akan bicara apa yang sering saya bicarakan di muka umum dan TV bahwa demokrasi adalah satu-satunya sistem di sejarah peradaban sampai sekarang yang dapat melaksanakan pergantian kekuasaan dengan damai, dibandingkan dengan sistem-sistem lain," ungkapnya.
Prabowo menegaskan, demokrasi dengan segala kepentingannya adalah satu-satunya penjamin kedamaian di kehidupan politik sebuah negara, dan demokrasi adalah tanda kedewasaan perkembangan sebuah negara.
"Tanda kedewasaan, tanda peradaban, tanpa demokrasi, perubahan kekuasaan biasanya berakhir dengan pendekatan fisik dan seringkali brutal dan menggunakan kekerasan.Ini lah yang selalu kami coba hindari," tandasnya.
Sebelumnya, BPN Prabowo-Sandi juga melaporkan sebanyak 73.000 dugaan kecurangan Pemilu ke Bawaslu. Berbeda dengan hasil quick count dan situng KPU yang hampir rampung, berdasarkan hitungan internal BPN, pasangan Prabowo-Sandi unggul dari pasangan Jokowi-Ma'ruf. [inl]