GELORA.CO - Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief bercuit soal 'setan gundul' yang muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Andi mengatakan 'setan gundul' itu membisiki Prabowo menang 62% atas Jokowi, yang menurut dia sesat.
Istilah 'setan gundul' pernah dilontarkan oleh presiden kedua RI Alm. Soeharto, hal itu terkait pada peristiwa Kelabu 27 Juli 1996.
Berikut ini kisahnya yang dilansir Kompas:
Kamis, 20 Juni 1996, pagi di Medan dibuka Kongres PDI Soerjadi yang dinilai mengudeta posisi Ketua Umum PDI Megawati Soekarnoputri.
Menteri Dalam Negeri Yogi SM dan Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung memberikan sambutan dalam kongres ini. Sementara di Jakarta berlangsung arak-arakan unjuk rasa ribuan pendukung Megawati dari Monas (wilayah ring satu Istana) sampai Jalan Diponegoro. Terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Jatuh korban luka-luka.
Didampingi Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono, Panglima Kodam Jaya Mayjen Sutiyoso yang berada di salah satu titik peristiwa bentrokan di Jalan Cut Mutia mengecam aksi unjuk rasa itu.
Ketika bentrokan terjadi, Soeharto sedang meresmikan pengoperasian jalan tol lingkar dalam kota Jakarta di Pluit, Jakarta Utara. Ketika itu juga diumumkan kenaikan tarif jalan tol untuk kendaraan pribadi dari Rp 3.500 menjadi Rp 4.000.
Jumat, 21 Juni 1996 (sehari sebelum Kongres PDI Medan menetapkan Soerjadi jadi ketua umum), para tokoh aksi unjuk rasa (Sophan Sophiaan, Tarto Sudiro, dan Roy BB Janis) bertemu Sutiyoso, Yudhoyono, dan para asisten Pangdam di Kodam Jaya, Cililitan.
”Ketika itu dibicarakan mengenai kanalisasi unjuk rasa. Sutiyoso mengatakan, dia punya pemikir yang pandai soal ini, yakni Yudhoyono,” ujar Roy Janis mengenang peristiwa itu, Senin (26/7).
”Yudhoyono waktu itu bercerita tentang pengalamannya sebagai danrem di Yogyakarta mengatasi unjuk rasa mahasiswa di jalan dengan dialihkan ke dalam kampus,” ujar Roy lagi.
Kemudian, kata Roy, Sutiyoso menyetujui diadakan mimbar bebas di markas PDI di Jalan Diponegoro.
”Ketika saya mengatakan tempatnya sempit, Sutiyoso setuju jalan ditutup,” kata Roy.
Setelah itu, setiap hari berlangsung acara mimbar bebas di Jalan Diponegoro dari pagi hingga malam. Yang hadir tidak hanya warga PDI pendukung Megawati, tetapi juga dari berbagai unsur.
Setan gundul
Rabu, 25 Juli 1996, Soerjadi dan teman-temannya bertemu Soeharto di Bina Graha. Soeharto minta agar waspada terhadap ”setan gundul” yang menunggangi PDI.
Sabtu, 27 Juli, terjadi serbuan ke Jalan Diponegoro 58.
Senin, 29 Juli, Soeharto memanggil Menko Polkam Soesilo Soedarman dan para pejabat lainnya di Istana Merdeka. Setelah itu terjadilah pemburuan terhadap Partai Rakyat Demokratik (PRD). (*)