GELORA.CO - Selain empat tokoh yang diancam dibunuh yakni Wiranto, Budi Gunawan, Luhut Panjaitan dan Goris Mere, ternyata Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko turut menjadi target pembunuhan juga.
Moeldoko mengaku mendapat peningkatan pengawalan dua anggota Kopassus. "Tadinya saya enggak suka dikawal-kawal gitu, sekarang apa boleh buat karena banyak yang mengingatkan ya udah. Dua orang saja (tim pengawalan dari Kopassus)," beber Moeldoko.
Menurut Moeldoko, peningkatan keamanan sudah dilakukan sejak sepekan belakangan setelah mendapatkan informasi ancaman pembunuhan.
Pengakuan Moeldoko itu direspon politisi Partai Demokrat Zara Zettira. Zara membandingkan ancaman pembunuhan Moeldoko dengan ancaman penembakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon pada 2017.
“Bang @fadlizon dikawal juga ga? Kan diancam mo di sniper juga sama Nathan 2017 lalu ya,” tulis Zara di akun Twitter @zarazettirazr.
Fadli Zon sendiri mengaku dirinya tak tahu siapa yang melakukan ancaman pembunuhan terhadap empat tokoh nasional pada kerusuhan 21-22 Mei 2019. Sebaliknya, Fadli menegaskan dirinya juga pernah mengalami ancaman pembunuhan.
“Saya enggak tahu siapa yang melakukan ancaman itu, siapa yang mau melakukan. Kalau saya memang ada yang mengancam, ada yang mau membunuh saya kemarin. Tapi orangnya enggak diapa-apain tuh,” ujar Fadli seperti dikutip tempo (28/05).
Waketum Gerindra ini meminta agar kabar tersebut harus dicek kembali, karena informasinya masih simpang siur. Fadli lebih memilih untuk menyoroti meninggalnya beberapa orang pada aksi 21-22 Mei.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen (Pol) Mohammad Iqbal sempat mengungkapkan, kelompok yang akan membunuh empat tokoh nasional itu beranggotakan enam orang. Kelompok ini semua memiliki senjata api ilegal dan ditangkap dalam rentang waktu 21-24 Mei 2019. Tersangka pertama berinisial HK, warga Cibinong, Bogor. HK berperan sebagai pemimpin yang mencari senjata api, eksekutor, sekaligus menjadi eksekutor. “Yang bersangkutan ada pada tanggal 21 Mei membawa satu pucuk senjata api revolver taurus cal 38," kata Mohammad Iqbal. [ito]