GELORA.CO - Nama sebuah buku 'Jokowi People Power' kembali muncul di publik setelah Eggi Sudjana mengungkapkan bahwa ucapan people power yang pernah ia sebutkan juga ternyata pernah dibuatkan buku oleh relawan Jokowi pada 2015 lalu.
Menurut Eggi, perkataannya terkait people power bukanlah perbuatan makar yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah. Namun, walaupun Eggi telah menjelaskan makna people power yang dimaksud, pihak penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menetapkan Eggi sebagai tersangka atas kasus dugaan makar pada Jum'at (10/5) kemarin.
"Saya sudah buktikan people power yang dimaksud dua hari tanggal 9 dan tanggal 10 kemarin di Bawaslu dan lapangan banteng juga itu dengan Pak Kivlan, itu lah people powernya walaupun belum banyak, artinya unjuk rasa saja, kan itu sah," ucap Eggi Sudjana kepada awak media saat memenuhi panggilan penyidik Dirkrimum Polda Metro Jaya, Senin (13/5) sore.
Terkait itu, redaksi menelisik kembali buku yang berjudul 'Jokowi People Power'. Buku tersebut disusun oleh Bimo Nugroho bersama dengan M. Yamin Panca Setia. Keduanya merupakan relawan pendukung Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Buku itu diluncurkan pada pada 7 Januari 2015 di Balai Sarwono, Jakarta dan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama. Peluncuran buku 'Jokowi People Power' turut dihadiri sejumlah kelompok relawan pendukung Jokowi. Di antaranya perwakilan dari Bara JP, Seknas Jokowi, Jasmev, dan Pro Jokowi (Projo).
Buku ini mengisahkan sepak terjang relawan yang mengawal Jokowi dalam berbagai kampanye hingga resmi dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014 lalu.
"Sejarah itu bukan milik orang besar saja, tapi juga orang-orang di lapangan. Ini perlu dicatat dalam dokumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Bimo Nugroho selaku penyusun dalam peluncuran buku di Balai Sarwono, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Buku tersebut berisi kumpulan potongan kisah dari sejumlah kelompok relawan pendukung Jokowi. Mulai dari ajang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 hingga Pemilihan Presiden 2014.
"Pergerakan masif relawan dalam perjuangan mendukung Jokowi merupakan sejarah perjalanan bangsa Indonesia," tegas Bimo.
Kini, buku dengan judul 'Jokowi People Power' hanya tersedia dalam bentuk digital yakni e-book di toko buku Gramedia. Saat redaksi menelusuri toko buku Gramedia di Matraman, Jakarta Timur tidak menemukan hardcover buku tersebut.
Pada website resmi Gramedia menjelaskan bahwa buku 'Jokowi People Power' hanya tersedia versi e-book. Deskripsi tentang buku tersebut seperti di bawah ini:
Transfer kekuasaan dalam demokrasi representatif cenderung lebih memusatkan kepentingan elite atau kelompok tertentu sebagai akibat pelemahan rakyat yang menginginkan demokrasi sejati. People power (kekuatan rakyat) dipagari oleh hal-hal yang bersifat prosedural dan simbolis. Dominasi elite telah mencaplok hak politik rakyat. Mekanisme itu didobrak oleh people power saat Pilpres 2014 yang mendudukkan Jokowi sebagai Presiden. People power ini tidak boleh berhenti karena elite koruptor dan penindas rakyat yang menjadi lawan kekuatan rakyat tidak bakal berdiam diri. [rmol]