GELORA.CO - Selain terjadi di Jakarta dan Madura, kerusuhan massa juga pecah di Pontianak Kalimatan Barat, Kamis (23/5/2019) dini hari.
Akibatnya tiga orang polisi terkena tembakan senjata api rakitan jenis lantak yang diduga digunakan para perusuh.
Tiga anggota polisi dilaporkan terkena tembakan senja api rakitan jenis lantak saat mengamankan aksi massa yang rusuh di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/5/2019) dini hari.
Ketiganya tertembak pada bagian betis dan paha. Saat ini, mereka sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Antoen Soedjarwo Pontianak.
"Kejadian penembakan saat anggota sedang mengurai massa," kata Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Donny Charles Go.
Selain luka tembak, sejumlah anggota kepolisian juga ada yang dirawat karena lemparan batu dari peserta aksi.
Saat kericuhan terjadi, dua pos polisi dibakar, halte bus dirusak, serta Jembatan Kapuas I diblokade menggunakan pohon.
Polisi telah mengamankan 68 orang terduga pelaku rusuh dan saat ini mereka sedang menjalani pemeriksaan di Polda Kalbar.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menilai kericuhan yang terjadi di Kota Pontianak, Rabu (22/5/2019) pagi, akibat adanya provokasi dari kejadian di Jakarta.
"Orang demo menyampaikan hal itu wajar. Namun saya berharap kita harus menjaga keadaan Kota Pontianak dan Kalbar agar tetap kondusif," kata Midji, Rabu (22/5/2019) sore.
Menurutnya menyampaikan kecurangan pemilu sebenarnya sah-sah saja, sepanjang berada dalam koridor yang benar.
"Kalau ada kecurangan saya setuju silakan laporkan ke MK. Kita lihat prosesnya. Kita hormati keputusan apapun, hanya disampaikan dengan hal yang baik," ujarnya.
Terkait dengan aksi pembakaram pos polisi, Midji menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
"Saya berharap kita harus melihat ke depan bahwa kepentingan daerah yang lebih penting," ujarnya.[trb]