KH Shobri: Perlawanan Rakyat akan Muncul jika Ketidakadilan Terus Dilakukan

KH Shobri: Perlawanan Rakyat akan Muncul jika Ketidakadilan Terus Dilakukan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum (Front Pembela Islam) FPI, KH Shobri Lubis, mengingatkan bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan kemenangan. Pada bulan tersebut, Allah SWT akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Termasuk, kata dia, perjuangan-perjuangan di zaman Rasulullah SAW dilakukan di saat Bulan Ramadhan.

Hal itu dikatakan Shobri merespons kasus pemuda berinisial HS yang ditangkap pihak kepolisian karena mengatakan akan “memenggal kepala Jokowi” dalam aksi demonstrasi di depan Gedung Bawaslu, pekan lalu. Ia mengingatkan, meski rakyat juga sedang berjuang dalam memprotes berbagai kecurangan yang terjadi, namun harus tetap berada dalam ranah hukum.

“Kita berharap, di Bulan Ramadhan adalah bulan jihad, bulan kemenangan, dan di Bulan Ramadhan doa-doa kita diijabah. Walaupun demikian, kita tetap berjuang dalam koridor, sehingga tidak menghalalkan segala cara dan dapat dikenakan delik hukuman,” kata Shobri di Jakarta, Senin (13/5).

Shobri mengingatkan, jika HS dikatakan sebagai ancaman dan diproses secara serius, maka rakyat akan memprotes terhadap penegakan hukum yang berlaku. Pasalnya, belum lama ini, kata Shobri juga ada seorang remaja bernama Royson Jordany Tjahja yang menghina Jokowi dan bahkan mengancam akan menembak kepala presiden ketujuh RI itu.

“Lalu (aksi Royson itu) dianggap lucu-lucuan, itu maksudnya apa? Dalam situasi seperti ini, orang akan banyak protes dan biasanya masyarakat semakin ditekan, maka tambah besar pula perlawanannya,” ujarnya.

Ia mencontohkan seperti Aksi Bela Islam beberapa tahun lalu, di mana umat Islam yang protes terhadap penistaan agama oleh Basuki T Purnama (Ahok) dituduh akan berbuat makar oleh aparat. Ketika itu, gelombang protes justru menjadi semakin besar dan tak dapat dibendung. Hal itu bukan berarti tidak dapat terulang jika ketidakadilan terus dipertontonkan secara telanjang.

“Aksi 411, Aksi 212 ditekan, dituduh makar. Habib Rizieq diiming-imingi Rp1 triliun dan ditolak, tapi aksi tetap besar, 7,5 juta orang berkumpul. Jadi, ulama tetap melakukan aksi konstitusional dan kami tidak akan mundur,” katanya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat rencananya akan ada Aksi Bela Ulama di Jakarta. Aksi ini digelar dalam rangka memprotes berbagai tuduhan dan pemanggilan terhadap para ulama yang menyuarakan dugaan kecurangan dalam pemilu 2019.

“Tanggalnya masih kami rahasiakan, tapi Insya Allah dalam waktu dekat ini akan ada aksi tersebut,” ujar Shobri.

Media sosial beberapa hari terakhir dibuat heboh oleh video viral HS yang mengancam akan memenggal kepala presiden. Dalam video itu, HS dan beberapa orang di sekitarnya mengamini ancaman itu.

Momen ketika video diambil yakni pada Jumat (10/5). Saat itu, ratusan massa menyuarakan aspirasi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka menuntut pengusutan kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). [ins]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita