Oleh: Asyari Usman (wartawan senior)
Satu hal yang kelihatannya tidak terpikirkan oleh para perampok kemenangan Prabowo di pilpres 2019 ini. Bahwa situasi 2014 jauh berbeda dengan situasi tahun ini. Tingkat kesadaran politik emak-emak di pilpres kali ini, sangat tinggi.
Tidak hanya memiliki kesadaran politik yang tinggi, ema-emak juga sangat militan dalam mengikuti semua tahapan pilpres. Mulai dari keterlibatan dalam kampanye, penggalangan dana, ikut mencoblos, dan ikut menjaga TPS. Bahkan mereka berjuang keras menjaga tahap-tahap penghitungan suara.
Perampokan kemenangan ini sangat menyakitkan emak-emak. Bagi kaum ibu pendukung Prabowo-Sandi, mereka haqqul-yaqin paslonpres 02 menang telak. Itu sebabnya emak-emak langsung berbondong ke kantor KPU, berorasi menasihati lembaga penyelenggara pemilu itu. Mereka malah lebih dulu turun ketimbang bapak-bapak.
Emak-emak tak bisa menerima pencurangan. Mereka menyaksikan sendiri kampanye membludak di mana-mana ketika Prabowo atau Sandi hadir. Sebaliknya, mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa kampanye 01 yang selalu sepi, kecuali beberapa saja. Bagi mereka, tidak mungkin secara akal sehat Prabowo kalah.
Sekarang, penghitungan suara yang dilakukan KPU yang ditandai oleh puluhan ribu ‘salah ketik’ di Situng mereka, membuat kalangan emak-emak militan merasa sangat geram. Mereka bertekad akan melancarkan aksi damai di seluruh Indonesia.
Emak-emak di berbagai pelosok Tanah Air siap melancarkan unjukrasa damai di semua kota provinsi. Mereka siap melakukan ini berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Mereka sadar betul bahwa para perampok kemenangan Prabowo tidak bisa dibiarkan sewenang-wenang.
Mengapa emak-emak itu begitu gesit?
Pertama, mereka sangat yakin kemenangan pilpres 2019 ini adalah milik Prabowo. Kedua, mereka percaya Presiden Prabowo akan menghentikan penggadaian Indonesia kepada asing, khususnya kepada RRC. Ketiga, Presiden Prabowo akan menegakkan keadilan bagi semua dan mampu mengelola kekayaan bangsa dan negara lebih baik lagi.
Boleh jadi emak-emaklah yang bakal memimpin aksi unjukrasa damai skala besar seperti aksi damai 212 dan Reuni-212 tahun lalu. Kesadaran dan kemampuan emak-emak di bidang politik dipastikan akan semakin kuat dan makin rapi.
Yang patut dibanggakan ialah bahwa ‘endurance’ (daya tahan) emak-emak bisa lebih hebat dari kaum bapak. Apalagi ada motivasi untuk melenyapkan kesewenangan dan ketidakadilan. (*)