Kader Dianiaya Aparat, PB HMI Desak Kapolri Copot Anak Buahnya

Kader Dianiaya Aparat, PB HMI Desak Kapolri Copot Anak Buahnya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mencopot pimpinan wilayah kepolisian di Nusa Tenggara Barat beserta Kapolres Sumbawa yang dinilai telah lalai dalam menjalankan tugas. 

HMI juga meminta Kapolri agar memecat oknum aparat yang melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa, kader HMI.

Tuntutan itu disampaikan PB HMI terkait peristiwa pemukulan dan penganiayaan oleh aparat terhadap sejumlah kader HMI cabang Sumbawa Besar saat menggelar aksi unjuk rasa menyoroti penyelenggaraan pemilu, Kamis (3/5) lalu. 

“Selaku Sekretaris Jenderal PB HMI, saya meminta kepada Kapolri Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Nusa Tenggara Barat, Kapolres setempat serta memecat oknum aparat yang telah lalai menjalankan tugasnya," ujar Sekretaris Jenderal PB HMI Taufan Tuarita dalam pernyataannya, yang diterima redaksi, Rabu (8/5). 

Taufan mengancam, PB HMI akan menginstruksikan seluruh kader HMI se Indonesia untuk melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian, jika Kapolri tidak menyikapi kejadian naas tersebut.

"Jika Kapolri tidak mengindahkan permintaan kami, maka PB HMI akan melakukan mosi tidak percaya kepada Polri dan akan menginstruksikan kepada seluruh kader se Indonesia untuk melakukan aksi demonstrasi," ujar dia..

Taufan menegaskan, PB HMI mengutuk tindakan represif aparat kepolisian setempat terhadap sejumlah kader HMI Cabang Sumbawa Besar yang menggelar demontrasi. Sikap oknum aparat itu adalah bentuk perilaku anti demokrasi.

“Tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap anak bangsa itu jelas merupakan pelanggaran HAM dan kami dari PB HMI mengutuk tindakan mereka yang tidak berperikemanusiaan," ujar Taufan. 

Peristiwa yang membuat sejumlah kader HMI Sumbawa mengalami luka tersebut, merupakan bukti ketidak dewasaan aparat kepolisian yang bertugas mengayomi serta melindungi masyarakat dalam rangka menyampaikan aspirasinya.

"Aparat kepolisian itu petugas negara yang diberikan tanggung jawab untuk mengayomi dan melindungi masyarakat termasuk mahasiswa. Tindakan membabi buta aparat terhadap mahasiswa yang juga merupakan kader HMI merupakan tindakan pelacuran terhadap demokrasi bahkan bisa dikatakan mereka ini anti demokrasi," tegasnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita