Ini Delapan Poin Hasil Multaqo Ulama, Habaib Dan Cendekiawan Muslim

Ini Delapan Poin Hasil Multaqo Ulama, Habaib Dan Cendekiawan Muslim

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Multaqo atau kesepakatan para ulama, habaib dan cendikiawan muslim di Indonesia yang diinisiasi KH Maimun Zubair menghasilkan delapan kesepakatan.

Kegiatan Multaqo ini dilaksanakan perdana di Ballroom Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan pada Jum'at (3/5) malam. Pada acara tersebut, didatangi para tokoh serta ulama dari Nahdatul Ulama serta ulama dari Muhammadyah.

Delapan kesepakatan tersebut ditandatangani sebanyak sembilan tokoh dan alim ulama yakni KH. Maimun Zubair, KH. Buya Muhtadi, Prof KH. Said Aqil Siradj, Prof Nazaruddin Umar, KH. Ma'ruf Hidayat, Gus Muwafik, Habib Salim bin Jindan dan KH. Anwar Iskandar.

Delapan kesepakatan tersebut yakni, pertama meminta untuk kembali kepada kesepakatan para pendiri bangsa bahwa bangunan kenegaraan yaitu NKRI serta dasar negara Pancasila.

"Yang pertama kami menegaskan kembali ijma atau kesepakatan para pendiri bangsa yang di dalamnya termasuk para alim ulama terkemuka, bahwa bentuk bangunan kenegaraan yang sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin di bumi Indonesia adalah NKRI. Adapun dasar negara yang sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin diatas adalah Pancasila. Dalam kaitan ini kami meneguhkan kesetiaan kepada NKRI dan Pancasila yang ternyata bersesuaian dengan ajaran Islam," ucap KH Ma'ruf Hidayat didepan ratusan peserta yang hadir.

Yang kedua adalah meminta kepada umat muslim di Indonesia untuk tetap menjaga kedamaian selama bulan Ramadan.

"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan 2019 sama-sama meningkatkan ukhuwah islamiyah, menjalin silaturahim, menghindari fitnah dan saling memaafkan rekonsiliasi di atas akan memasuki bulan suci Ramadan dalam keadaan damai dan tanoa kerusuhan dengan kemudian kita semua Insya Allah akan mendapatkan ampunan dan kemenangan di hari raya idul fitri nanti," jelasnya

"Yang ketiga, mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan perdamaian dan yang kondusif dengan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain daripada menonjolkan perbedaan yang sifat kontraproduktif sehingga kita selama dan sesudah Ramadhan akan mampu menjalankan ibadah dengan kualitas yang lebih baik disertai keberkahan dari Allah subhanahu wa ta'ala," lanjutnya.

Keempat, mengajak kepada umat muslim di Indonesia untuk untuk menghindari dan menangkal aksi-aksi provokasi dan kekerasan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat menggangu berlangsungnya ibadah di bulan suci ramadhan.

"Yang kelima kami mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk senantiasa mentaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI sebagai hubungan yang kondusif dan penuh rasa hormat kepada pemerintah yang sah hal ini sangat jelas diajarkan di dalam tradisi agama Islam," terangnya.

Keenam, mengajak kepada umat Islam untuk tidak terpancing terhadap aksi inkonstitusional yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Ke tujuh, meminta kepada umat Islam di Indonesia untuk berlomba dalam kebaikan didalam berbagai bidang teknologi dan informasi yang dapat mengentaskan kemiskinan serta mengejar ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ke delapan, meminta kepada umat Islam untuk melakukan sosialisasi tentang Multaqo yang direncanakan akan dilaksanakan sebanyak dua kali dalam tahun 2019 ini.

Usai membacakan hasil Multaqo tersebut, para tokoh dan ulama yang tercantum namanya langsung menandatangani kesepakatan tersebut. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita