GELORA.CO - Rumah Sakit Budi Kemuliaan hingga sepanjang hari ini sudah menerima sebanyak 86 korban dari aksi unjuk rasa 22 Mei 2019. Saat ini hanya tinggal 3 orang yang dirawat di RS tersebut karena sisanya sudah dipulangkan dan beberapa dirujuk ke rumah sakit lain.
Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan Muhammad Rifki, mengatakan data itu merupakan data terakhir sejak pukul 17.22 WIB. Terakhir, korban yang datang ke rumah sakit terkena gas air mata dan juga sudah dipulangkan.
"Semua, tiga yang dirawat ini luka tembak kena luka (peluru) karet. Yang satu kan kena di tangan, di lipatan. Ada yang pembuluh darahnya pecah," kata Rifki di RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Sejauh ini, kata dia, penanganan korban yang dibawa ke RS, rata-rata terkena gas air mata. Mereka dipulihkan di ruang dekontaminasi.
"Kalau sampai terhirup lama gas air mata itu bahaya juga," katanya.
Menurut dia, para korban yang terkena tembakan peluru karet, rata-rata tidak sampai pada operasi. Hanya ada beberapa yang kasusnya cukup parah sehingga harus dilakukan operasi.
"Luka tembak (peluru karet) enggak sampai operasi, tapi itu jahit. Tapi kalau leher itu karena agak dalem makanya dioperasi. Kalau jarak dekat banget itu, karet bisa tembus juga," ujar dia. [vv]