Hendropriyono Terima Laporan Gerakan Kedaulatan Rakyat akan Dibom

Hendropriyono Terima Laporan Gerakan Kedaulatan Rakyat akan Dibom

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengaku mendapat laporan dari TNI-Polri terkait Gerakan Kedaulatan Rakyat yang akan digelar pada 22 Mei. Hendropriyono mengaku sedih saat mendengar bahwa aksi tersebut akan dinodai teror bom.

"Saya sangat sedih karena banyak laporan dari jajaran aparat negara, tentara, dan polisi bahwa pada saat pawai nanti yang mereka bilang namanya pawai kedaulatan rakyat atau apa itu, gonta-ganti namanya ini, pokoknya turun ke jalan, itu akan dibom," kata Hendropriyono dalam sambutannya pada acara Musyawarah Besar Kaum Muda Indonesia di Gedung Djoeang 48, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Minggu (19/5/2019).

Hendro menyebut aksi bom ini akan dijadikan alasan untuk memfitnah pemerintah. Padahal tugas pemerintah sendiri adalah menjaga rakyatnya dalam rasa aman dan sejahtera.

"Biasa ini sudah fitnah terus fitnah terus. Kan ini yang ngebom pemerintah. Pemerintah ngebom. Ngapain ngebom rakyatnya sendiri? Pemerintah harus membawa rakyat kepada keamanan dan kesejahteraan di masyarakat. Masa dibom? Yang ngebom mereka," jelasnya.

Hendro menuturkan informasi teror bom pada 22 Mei dibuktikan dengan penangkapan puluhan teroris. Namun dia meminta masyarakat tetap melakukan antisipasi.

"Tapi apakah itu sudah semua? Belum tentu. Karena yang bisa tangkap ini kan temen-temennya kemudian ditangkap oleh Densus 88. Tapi kan ada yang jalan sendiri-sendiri juga ada kan. Kita tidak tahu," tegasnya.

Dia juga menyampaikan analisisnya bahwa aksi yang akan diwarnai ledakan bom ini akan berujung pada sebuah kudeta sipil. Kudeta yang diawali dengan memantik kemarahan masyarakat dan melampiaskannya kepada pemerintah.

"Kalau sudah ada yang begini, ada yang ditembak, ada yang dibom. Maka jadilah, mereka bilang, martir. Martir konotasinya positif. Ada martir," ujar Hendropriyono.

"Nah, maka semangat rakyat jadi terbakar untuk marah dan tujuannya jelas untuk menggulingkan pemerintahan, itu persoalannya. Melalui kudeta, ini yang kemudian disebut kudeta sipil," imbuhnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita