GELORA.CO - Pergerakan bersama HMI menilai saat ini waktu yang tepat bagi konsolidasi gerakan kaum muda karena situasi bangsa sudah darurat.
Persatuan dan keadilan jadi bahan remeh elite dan oknum cendikiawan yang apatis.
"Jadi tak persalahkan atas beda sikap antara pengurus pusat, sebuah organisasi pemuda dan mahasiswa selama temanya adalah kehendak rakyat," tegas Sekretaris Umum Pergerakan Bersama HMI, Wardatul Hasanah melalui pers rilis, Minggu (26/5).
Ia juga mengimbau agar gerakan mahasiswa dan pemuda menjadi gerakan yang tak ragu tampil di depan karena rakyat pasti menyokong.
"Selama relevan InsyaAllah mendapat gelombang dukungan baru dari masyarakat, tak produktif menyalahkan ketua umum gerakan yang memilih selfie dengan penguasa atau malas beri instruksi bergerak, bergerak saja sendiri, bergelombang," ujar aktivis perempuan dengan latar belakang nahdliyin ini.
Pergerakan bersama HMI menilai gerakan mahasiswa dan pemuda untuk menjaga keadilan dan demokrasi tak bisa dibendung dengan undangan buka bersama ke tokoh-tokoh gerakan mahasiswa, pelajar dan pemuda.
"Organisasi pemuda dan mahasiswa bukan perusahaan lalu ketua umum adalah bos, tidak, organisasi perkaderan tentu melahirkan pemimpin dan pemimpin hadir di tengah kegelisahan rakyat, jadi sulit dibendung, walau juga organisasi alumninya mencoba mengintervensi," ujar wardatul.
Sementara itu Jurubicara Presidium Keluarga Alumni Pengurus HMI KAPMI) Abdullah Amas menilai eskalasi politik cukup tinggi dengan adu pernyataan dua mantan capres 2004, Wiranto dan Amien Rais.
"Sangat wajar, bangsa ini mengalami dinamika yang dashyat pasca pemilu. Kami mengimbau agar TNI dan Polri bersikap persuasif. Demonstran dan ulama memiliki niat baik untuk menjaga demokrasi dan NKRI, Yang bikin kacau pasti pengacau dari perusuh," ujar Abdullah. [rm]