Gatot Nurmantyo Pernah Ancam Jenderal yang Ikut Politik Praktis: Daripada Merintih di Neraka

Gatot Nurmantyo Pernah Ancam Jenderal yang Ikut Politik Praktis: Daripada Merintih di Neraka

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan pernah mengancam saat menggelar rapat dengan para perwira tinggi atau jenderal untuk tidak ikut politik praktis.

Hal ini disampaikan Gatot saat berada di acara e-Talkshow tv One, Jumat (3/5/2019) malam.

Gatot membeberkan ia mengancam akan membuat menderita bagi mereka yang melakukan hal tersebut.

"Saya sampaikan kepada perwira tinggi dalam rapat itu, saya ingatkan jangan bermain dengan politik praktis, kalau ada para jenderal yang bermain dengan politik praktis, bukan saya buat menderita, saya buat merintih," ujar Gatot.

Ia lantas menuturkan sejumlah kekhawatirannya bagi TNI yang melakukan hal demikian.

"Mengapa demikian, daripada merintih di neraka, karena sumpahnya saja setia kepada negara Republik Indonesia," ungkapnya.

Gatot menegaskan bahwa para jenderal tersebut telah melakukan sumpah setia dan hanya kepada Indonesia.

"Dan kalau namanya pemimpin sudah berpihak kepada salah satu politik. Seperti berpihak salah satu, pasti dia pelacur politik, rendah," kata Gatot.

"Yang kedua, pasti dia seorang pemimpin yang suatu saat rela mengorbankan anak buahnya untuk kariernya dia, untuk pangkat dan jabatannya, itu tabu bagi TNI," jelasnya kembali.

"Apalagi pangkat jenderal, tidak boleh seperti itu, maka saya ingatkan dengan cara yang keras, supaya ingat selalu, kalau tentara ndak tahu diancam, kalau panglima ngomong begitu, 'wah wow sekali' itu sesuatu yang tabu," ujar Gatot yang mendapat tepuk tangan penonton studio.

Lihat videonya di menit ke 25:15


Sebelumnya, Gatot juga mengisahklan pertemuan para elite di TNI yang masih menjabat maupun purnawirawan dalam acara ulang tahun Kopassus pada Selasa (16/4/2019) lalu.

Elite itu yakni Panglima TNI menjabat Marsekal Hadi, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI Purnawirawan Hendropriyono.

"Pak Gatot kemarin kan di acara ulang tahun Kopassus, jenderal kan hadir di antara para sesepuh Kopassus ya, termasuk Panglima TNI Pak Marsekal Hadi, kemudian Pak Prabowo juga hadir, Pak Hendropriyono juga hadir. Itu yang dibicarakan apa sih bos?," tanya Wahyu.

Gatot lalu menjawab percakapan antara mereka cukup serius.

"Ada satu yang dibicarakan cukup serius yaitu ketika Danjen Kopassus menyampaikan ikrar prajurit Kopassus," jawab Gatot.

Mendengar hal itu, Wahyu tampak terkejut.

"Ikrar prajurit Kopassus?," tegas Wahyu

"Ikrar Prajurit Kopassus, di sini kita senior-senior membicarakan bahwa ini akan terjadi erosi, jadi prajurit-prajurit TNI pada umumnya, Kopassus pada khususnya adalah kumpulan orang-orang yang gila," jawab Gatot.

Gatot lalu menerangkan yang ia maksudkan dengan istilah gila tersebut.

"Kumpulan orang-orang yang? Alias 'gendeng' ya?" tanya Wahyu.

"Kumpulan orang-orang yang gila. Iya, gila sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia," jawab Gatot yang disambut tepuk tangan.

"Kalau ingat yang berkali-kali meneriakkan slogan NKRI Harga Mati, itulah Pak Jenderal Gatot Nurmantyo, betul ya jenderal," tutur Wahyu.[tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita