Dahnil Anzar: Sudah Tiga Kali Prabowo Batal ke Medan karena Pesawat

Dahnil Anzar: Sudah Tiga Kali Prabowo Batal ke Medan karena Pesawat

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto batal menghadiri acara punggahan dan doa bersama menyambut Ramadhan yang digelar pendukungnya di halaman Masjid Raya Medan, Sabtu (4/5). Padahal ribuan pendukungnya sudah menanti kedatangannya Prabowo sejak siang.

Acara punggahan tersebut dimulai pada sore hari, sekitar 16.00 WIB.  Halaman Masjid Raya saat salat Ashar berlangsung terlihat penuh.

Usai salat para pendukung Prabowo mendengarkan sambutan dari Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra M.Syafii dan Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo- Sandi,  Dahnil Anzar Simanjuntak.

Saat mendengarkan sambutan kedua tokoh itu, tampak pendukung Prabowo mengacungkan salam dua jari sambil meneriakkan "Prabowo presiden".  Terkait ketidakhadiran Prabowo, Dahnil Anzar meminta maaf.

"Pak Prabowo harusnya siang tadi sudah berangkat, tapi ada kendala teknis dengan pesawat yang di Halim. Kemudian beliau membatalkan kehadiranya," ujar Dahnil kepada wartawan.

Dahnil tak menyebut secara detail kendala teknis penerbangan  yang dialami Prabowo. Namun menurutnya, kejadian ini bukan yang pertama.

"Ini ketiga kali beliau batal ke Medan, jadi beliau dari hati yang dalam memohon maaf pada  masyarakat. Kendalanya rata rata teknis di pesawat, yang jelas Pak Prabowo hari ini kesini dan kemarin ke Aceh," ungkap Dahnil 

Dahnil mengatakan kegiatan berteman safari ini akan digelar di seluruh Indonesia sebagai bentuk terima kasih kepada pendukungnya.

"Itulah kenapa akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada rakyat Indonesia dan terus kawal proses Pemilu karena belum tuntas. Kami punya prinsip kerja ikhlas, cerdas, tuntas. Ini belum tuntas sehingga kita ingin tuntaskan," tegas Dahnil.

Dahnil kemudian mengingatkan para relawan untuk tetap semangat mengawal rekapitulasi suara di tiap tiap kabupaten dan kota. Pasalnya tim BPN banyak menemukan berbagai kecurangan pada Pemilu 2019.

"Kita sudah melaporkan 73 ribu entri kecurangan yang cenderung mark up atau  penggelembungan. Di sisi lain kita temukan puluhan ribu praktik praktik  kecurangan, jadi bagi kami ini sudah terstruktur, sistematik, masif bahkan brutal," tutup Dahnil . [km]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita