Oleh M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis IMM)
Ramadhan adalah bulan sucinya umat Islam. Melaksanakan ibadah "magdhah" untuk shaum. Bulan beribadah dan mendekat kepada Allah. Hari-hari untuk beramal sholeh karena pahala yang dilipat gandakan. Bulan ketika Allah buka pintu ampunan selebar-lebarnya pada hamba yang banyak melakukan dosa dan kesalahan. Luar biasa istimewa bulan barokah ini.
Meski fokus ibadah baik shaum maupun ibadah ikutannya seperti shalat tarawih, tadarus Al Qur"an, atau memperbanyak shadaqah, bulan Ramadhan adalah bulan da"wah dan jihad. Bulan perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan serta menumbangkan kezaliman. Keliru menafsirkan bahwa karena bulan Ramadhan maka umat Islam akan sabar dalam bentuk tak boleh marah, nerima keadaan, diejek, ditampar, dianiaya pasrah saja. Tak ada perlawanan. Sabar.
Justru umat Islam menjadikan Ramadhan sebagai bulan perlawanan, perjuangan, dan kemenangan. Agama mengajarkan dalam konteks substansi ajaran maupun kesejarahan.
Sukses perang Badar, penaklukan kota Makkah, perang Qadisiyah mengalahkan Persia, menghancurkan Romawi di Tabuk, Sirakusa, maupun Manzikert, penaklukan Andalusia, kekalahan Tartar Mongol oleh Sultan Qurtuz, kemenangan Shalahudin atas pasukan salib Jerusalem hingga sukses Mesir mengalahkan Israel terjadi di bulan Ramadhan. Kemerdekaan negara Indonesia juga terjadi di bulan suci ini. Bulan Ramadhan adalah bulan jihad.
Rencana pengumuman hasil Pilpres dan Pileg pada 22 Mei yang bertepatan dengan 17 Ramadhan menjadi tolok ukur. Apakah KPU bekerja jujur dan adil atau masuk dalam pola curang yang tersistematisasi. Bila nekad dan merekayasa kemenangan mengikuti "order" maka KPU berarti telah "disorder" dan siap melawan perlawanan umat dan rakyat. Dengan alasan umat sedang shaum, maka dianggap akan sabar menerima begitu saja keputusan. Nampaknya asumsi demikian akan keliru. Umat menyadari status bulan Ramadhan sebagai bulan perlawanan dan perjuangan. Justru kemungkaran akan segera ditumbangkan. Spiritualitas umat bereskalasi menguat. Kecurangan yang "terbiarkan" pada Pemilu 2014 tidak akan terulang saat ini. Ada suasana dan spirit yang jauh berbeda. Yakin bahwa pemenang Pilpres adalah Prabowo. Jokowi dan kroni nya layak untuk diantar "mudik".
Sebagai "syahrul jihad" umat siap merebut kemenangan di bulan Ramadhan. Menghancurkan kekuatan komunis PKI yang ingin bangkit, merontokkan kapitalis aseng yang mendominasi, memporakporandakan faham-faham sesat yang mengotori agama, melawan skenario dan kolaborasi OBOR China, menumbangkan kezaliman yang meminggirkan kekuatan umat, serta melakukan revolusi moral dan akhlak untuk mengubah budaya yang serba permisif dan hedonis.
Kaum muslimin Indonesia, selamat melaksanakan shaum di bulan Ramadhan 1440 H. Selamat mendekat kepada Allah SWT. Berda"wah dan berjihad. Nashrun minallah wa fathun qoriib.
Bandung, 3 Mei 2019 (*)