GELORA.CO - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi melaporkan temuan dugaan kecurangan Pilpres 2019 ke Bawaslu (10/05). Ribuan pendukung capres/cawapres nomor urut 02 tampak hadir mengawal pelaporan BPN Prabowo-Sandi.
Massa Front Pembela Islam (FPI) yang berbaju seragam putih-putih tampak mendominasi massa pendukung yang memadati depan Gedung Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Insiden unik terjadi saat anggota kepolisian keluar dari Gedung Bawaslu menggunakan serban dan kopiah putih. Anggota Brimob berserban ini disoraki massa. “Tidak pantas, tidak pantas. Wajah munafik," ujar para pendemo.
Akun Twitter fenomenal @DheaMerlinda yang melaporkan aksi massa menyoal keberadaan polisi berserban itu.
“Pak Polisi keluar dari Gedung Bawaslu pakai baju Muslim. Awas ya Pak kalau jadi cebong penyusup. #PeoplePowerBukanMakar #PeoplePowerAspirasiRakyat,” sindir @DheaMerlinda.
Pertanyaan menarik dilontarkan mantan Kasum TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo soal keberadaan polisi berserban.
“Politisasi agama sekaligus politisasi polisi?,” tulis Prabowo di akun @BertemanM mengomentari tulisan bertajuk ” Brimob Berserban Kawal Aksi Massa FPI di Bawaslu”.
politisasi agama— berteman_mari (@BertemanM) May 10, 2019
sekaligus politisasi polisi ?https://t.co/rJJXxoBBAl
Dalam aksi massa itu, anggota BPN Prabowo-Sandiaga turut berorasi di mobil komando. Direktur Advokasi dan Hukum BPN Prabowo-Sandi, Sufmi Dasco Ahmad menegaskan pengawalan pengungkapan dugaan kecurangan Pemilu 2019 tetap lewat jalur hukum.
"Sesuai dengan pesan Pak Prabowo bahwa sedikit apa pun celah hukum harus kita gunakan untuk mengungkap dugaan kecurangan yang terjadi pada pilpres ini. Untuk itu, sebelum ke sini (melaporkan dugaan kecurangan), Pak Prabowo berpesan sampaikan salam, kita akan tetap pada koridor hukum. Kita akan manfaatkan celah hukum dan kita akan buktikan pendukung Prabowo bukan yang anarki," kata Sufmi Dasco Ahmad. []