GELORA.CO - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memastikan hanya menolak hasil pemilihan presiden (Pilpres) yang digelar serentak dengan pemilihan legislatif (Pileg) pada tahun 2019.
Jurukampanye BPN Prabowo-Sandi, Muhammad Syafii mengatakan, memang tidak tertutup kemungkinan kecurangan juga terjadi pada pileg. Namun, yang ditekankan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto pada pidato politiknya kemarin adalah menolak kecurangan pada pilpres.
"Pemilu curangnya khusus terjadi di Pilpres (yang ditolak). Jadi bedakan ya, tidak tertutup kemungkinan terjadi kecurangan pemilu di pileg, tapi pemilu curangnya itu hampir pasti terjadi di pilpres," ucap Romo Syafii sapaan akrabnya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5).
Salah satu yang dipermasalahkan oleh BPN adalah mengenai daftar pemilih tetap (DPT) pemilu. DPT dinilai penuh dengan masalah.
Terkait itu, Romo Syafii mengatakan sejauh ini pihaknya baru menemukan adanya dugaan kuat bahwa berbagai kejanggalan yang ada didesain untuk kecurangan pilpres.
"Kalau di pileg itu saya kira ada kecurangan tapi bukan pemilu curang. Tapi kalau untuk pilpres itu memang pemilu curang. Dan saya kira sangat naif kalau ada yang mengatakan pemilu ini sudah berjalan dengan jurdil. Saya kira itu sangat naif," pungkas anggota DPR Fraksi Gerindra ini.
Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik dalam simposioum kecurangan pilpres di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa kemarin (14/5).
Pidato Ketua Umum Partai Gerindra itu berisi ajakan kepada pendukung dan relawan 02 untuk menolak hasil pilpres yang dinilai banyak terjadi kecurangan. [rm]