GELORA.CO - PA 212 berencana melaporkan AM Hendropriyono ke polisi atas tuduhan ujaran kebencian. Apa tanggapan eks Kepala BIN?
"Tanggapan saya, kalau tidak mau diperingatkan oleh orang tua, saya kan sudah tua sudah 74 tahun, tidak mau diperingatkan oleh orang tua yang mudah-mudahan nanti diperingatkan oleh Tuhan, ya itu saja," kata Hendropriyono kepada wartawan, Rabu (8/5/2019).
Hendropriyono menegaskan ia hanya mengingatkan sesama bangsa Indonesia supaya tidak melakukan langkan kontraproduktif.
"Itu teriakan revolusi ada mana-mana di medsos dan ada bukan kata-kata itu kan video bisa dilihat itu berbahaya. Karena itu kenapa saya spesifik bilang keturunan Arab, karena masyarakat kita itu meneladani mereka, mengikuti mereka. Karena itu saya mengingatkan, jangan dibawa pada emosi, jangan dibawa pada ketegangan, cuma memperingatkan," kata Hendropriyono.
PA 212 berencana melaporkan Hendropriyono ke polisi atas tuduhan ujaran kebencian. Laporan itu terkait pernyataan Hendropriyono yang memperingatkan Habib Rizieq dan sejumlah WNI keturunan arab agar tidak memprovokasi.
"InsyaAllah saya dan keturunan Arab yang lain akan melaporkan Hendropriyono yang telah melakukan ujaran kebencian membuat provokator bernuansa sara," kata Novel Bamukmin kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).
Rencananya, Novel akan melaporkan Hendropriyono ke Polri. Namun, Novel tak menjelaskan kapan pelaporan itu akan dilakukan.
"Hari ini kita dari korlabi masih kordinasikan dengan advokat muslim alumni 212 yang lain dan insyaAllah akan kita laporkan ke Mabes Polri," katanya.
Sementara, Ketua PA 212 Slamet Ma'arif menilai pernyataan itu menunjukkan bahwa Hendropriyono seorang yang rasis. Slamet juga menilai Hendropriyono tak paham sejarah.
"Bukti dia rasis dan nggak ngerti sejarah," kata Slamet.
Hendropriyono sebelumnya mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator. Hendropriyono tak mau seruan makar itu meluas.
"Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu," kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (7/5).
Hendropriyono menilai banyak warga keturunan Arab yang sangat dihormati di masyarakat. Karena itu, dia merasa perlu memperingatkan sebagian warga keturunan Arab untuk tidak memprovokasi revolusi sampai turun ke jalan.
"Kalau kenyataan di masyarakat kita itu sangat menghormati orang-orang Arab, mereka kan juga warga negara Indonesia. Kalau di kampung-kampung kita masih bisa lihat orang Arab datang ke kampung-kampung pada cium tangan. Berarti posisinya mereka kan berada pada tempat yang dimuliakan, mereka kemudian langsung atau tidak langsung terakui sebagai pemimpin informal, informal leader," ujarnya. [dtk]