GELORA.CO - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief berkicau soal kepulangan Prabowo Subianto dari Yordania yang disebutnya berawal dari desakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman menganggap cuitan Andi Arief tidak penting.
Untuk diketahui, cuitan Andi soal SBY, Prabowo, dan Yordania merupakan balasannya atas tweet seorang netizen. Si netizen berbicara soal 'kemurah-hatian' Prabowo terhadap Demokrat saat penentuan koalisi untuk Pilpres 2019 yang dibalas Andi dengan menyebut, andai SBY tak memaksa Prabowo pulang dari Yordania, Ketum Gerindra itu tak akan menjadi capres seperti saat ini.
"Nggak penting itu untuk dikomentari saat ini. Kami sedang konsentrasi merumuskan respons hukum rekapitulasi nasional tanggal 22 (Mei)," ujar Habiburokhman saat dimintai konfirmasi, Minggu (19/5/2019).
Menurut Habiburokhman, hubungan SBY dengan Prabowo oke-oke saja. Dia menyebut perbedaan strategi politik merupakan hak tiap tokoh.
"Sejauh ini hubungan Pak Prabowo dan SBY baik-baik saja, soal pilihan strategi politik masing-masing punya kedaulatan," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Andi Arief menyebut Prabowo tak akan bisa menjadi capres andai SBY tak memaksanya pulang dari Yordania. Seperti dijelaskan di atas, cuitan Andi merupakan responsnya terhadap seorang netizen yang menyinggung Demokrat.
"Andai Pak SBY gak memaksa Pak Prabowo pulang dari Yordania, mungkin capresnya bukan Pak Prabowo," balas Andi Arief. Cuitan ini dibagikan Andi kepada sejumlah wartawan.
Via pesan singkat, Andi menjelaskan lebih jauh soal hubungan SBY dengan kepulangan Prabowo dari Yordania.
"Yang manggil pulang saat di Yordania 2006 itu SBY. Ngapain di Yordania kalau masih berkiprah di Indonesia. Jadi nggak bener kalau SBY menghalangi Prabowo menjadi Presiden, wong SBY yang memaksa dan menjamin Prabowo bisa berpolitik kembali," kata Andi Arief.[dtk]