GELORA.CO - Borok Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono diungkap Jurnalis Media Nasional, Mega Simarmata.
Mega mengungkap rencana busuk Hendropriyono mencurangi Pilpres 2004 silam. Kandidat Capres saat itu salah satunya adalah Megawati-Hasyim Muzadi dan SBY-Jusuf Kalla.
Namun menurut Mega, tawaran Hendropriyono ditolak mentah-mentah oleh suami Megawati, (Alm) Taufiq Kiemas dengan alasan mencederai demokrasi.
“Tahun 2004, Pilpres mau dicurangi oleh Pak Hendro utk kemenangan Bu Megawati. Tawaran Pak Hendro itu ditolak mentah2 oleh Mas Taufiq Kiemas krn itu sama dengan mencederai demokrasi,” tulis Mega Simarmata.
Mega juga mengetahui rencana busuk Hendropriyono ini lantaran mendapat informasi langsung dari Taufiq Kiemas.
“Saya tahu, karena yang menceritakannya ke saya adalah Mas Taufiq Kiemas sendiri tahun 2004 silam,” sambung Mega.
Tahun 2004, Pilpres mau dicurangi oleh Pak Hendro utk kemenangan Bu Megawati. Tawaran Pak Hendro itu ditolak mentah2 oleh Mas Taufiq Kiemas krn itu sama dengan mencederai demokrasi.Saya tahu, karena yang menceritakannya ke saya adalah Mas Taufiq Kiemas sendiri tahun 2004 silam pic.twitter.com/euW0LQNL6A
— Mega Simarmata (@MegaSimarmata) March 30, 2019
Belum lama ini, Hendropriyono melontarkan pernyataan kontroversi terkait Pilpres 2019. Ia menyebut Pilpres 2019 merupakan pertarungan dua ideologi berbeda.
“Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, bukan. Tapi ideologi,” kata Hendropriyono di Gedung Pertemuan Kesatrian Soekarno Hatta, BIN, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (28/3).
Hendropriyono mengatakan, yang bertarung pada Pemilu kali ini adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat harus mulai menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin dipilih pada Pemilu 2019.
“Bahwa yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat,” ujar dia.
Hendropriyono menjelaskan, selama ini, ideologi Pancasila telah membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya. Namun, dengan adanya ideologi khilafah yang sekarang ini sedang marak, masyarakat pun harus lebih memahami apa yang benar-benar menjadi pilihannya.
Hal ini kata dia, karena ideologi khilafah sendiri sudah tidak berfungsi sejak abad ke-13, tepatnya sejak tahun 1258. Menurut Hendropriyono, negara-negara Islam dan Arab sekalipun lebih memilih tata negara kerajaan.
“Tidak ada lagi yang memilih khilafah ini. Karena juga secara resmi sudah tidak diikuti, dibubarkan. Itu 1924. Masa sekarang mau kesana. Jangan coba-coba. Kita tau apa yang terjadi di Suriah dan Iraq adalah karena coba-coba,” kata dia.
“Jadi tolong jangan salah pilih. Saya tidak nakut-nakutin,” tambahnya. [opp]