GELORA.CO - Calon presiden nomor urut 02 mengapresiasi ratusan ribu massa kampanye akbar yang sudah berdatangan sejak belasan jam lalu, bahkan banyak yang menginap di sekitar Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.
“Saya rasa Saudara-Saudara ke sini (GBK) untuk menyatakan sikap menuju perubahan. Ini adalah rapat akbar terbesar dalam kampanye Pilpres,” kata Prabowo di GBK, Ahad (7/4).
Mantan pangkostrad itu menyatakan rakyat Indonesia sudah cerdas. Rakyat Indonesia, menurut dia, sudah cukup untuk tidak dibohongi lagi oleh pemimpinnya. Rakyat ingin pemimpin yang memiliki akal sehat dan berpihak pada rakyat.
“Rakyat Indonesia sudah muak dengan ketidakadilan. Rakyat tidak mau dibohongi dengan korupsi. Rakyat sudah tidak mau haknya diinjak,” tuturnya.
Ketua umum Partai Gerindra itu mengatakan, lautan manusia di Stadiun Utama GBK Senayan dan sekitarnya hari ini membuktikan semangat juang rakyat yang menginginkan perubahan. Mereka datang dengan segala upaya dan perjuangan untuk menghadirkan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
“Saudara-Saudara, terima kasih atas dukungannya. Saya yakin kalian semua datang dengan ongkos masing-masing, tidak dibayar. Bagaimana bayar satu juta orang?” ucapnya.
Prabowo mengingatkan, puluhan tahun lalu para pendiri bangsa dan masyarakat telah melawan penjajahan dan ketidakadilan. Karena itu, dia mengingatkan kepada hakim, gubernur, hingga presiden bahwa segala perbuatannya akan dicatat oleh Allah dan rakyat Indonesia.
“Saat ini, Ibu Pertiwi sedang diperkosa. Kekayaan kita diambil terus. Kiai dan ulama dikejar-kejar. Emak-emak ditangkap. Orang-orang yang hanya berbicara ditangkap. Padahal undang-undang telah menjamin adanya kebebasan berbicara,” ujar Prabowo.
Mantan danjen Kopassus itu lantas mengkritik pihak-pihak yang tidak percaya pada data Prabowo yang menunjukkan bahwa kekayaan alam Indonesia mencapai Rp1.000 triliun setiap tahun. “Tiga hari lalu, ternyata Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru mencatat bahwa kebocoran kita mencapai dua kali lipat yakni Rp2.000 triliun,” kata dia.
Ia juga mengkritik angka pertumbuhan ekonomi yang selalu dibanggakan kubu petahana. Kenyataannya, rakyat Indonesia semakin merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan lapangan pekerjaan. “Kalau dikatakan kemiskinan menurun, menurun dari kakek ke cucu?,” ungkap Prabowo disambut tawa riuh lautan massa yang hadir.
Karena itu, menurut Prabowo, Bangsa Indonesia tidak boleh salah lagi dalam memilih pemimpin pada 17 April mendatang. Jika masyarakat salah menentukan pemilihan, maka kondisinya tidak akan berubah dan bahkan bisa lebih jauh menurun dari kondisi saat ini, khususnya di bidang ekonomi.
“Kita butuh pekerjaan, bukan kartu. Kita hadirkan para pakar dan ahli untuk mengatasi masalah ini. Indonesia harus berdaulat, mandiri dan mampu menjadi bangsa pemenang,” ujar Prabowo. (*)