GELORA.CO - Serangan asing melumpuhkan komunikasi para influencer pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Influencer adalah orang-orang yang punya followers atau audience yang cukup banyak di social media dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap followers mereka, seperti artis, selebgram, selebtweet, blogger, dan youtuber.
Salah satu influencer kubu pasangan calon nomor urut 02, Mustofa Nahrawardaya mengungkapkan, beberapa tokoh pendukung 02 mendapat teror panggilan telepon tanpa henti. Telepon itu menggunakan nomor dari luar negeri.
Telepon asing itu terus menghubungi para influencer Prabowo tanpa henti sejak quick count atau hitung cepat Pilpres 2019, Rabu, 17 April 2019 kemarin.
Telepon robot itu membuat Mustofa tak berkutik. Sebab, dia tidak bisa lagi menggunakan HP miliknya untuk berkomunikasi dengan timnya.
Menurut Mustofa, serangan yang luar biasa itu terjadi sejak quick count dimulai. Semua handphone influencer Prabowo-Sandi diserang.
Mustofa kaget dengan serangan panggilan dari luar negeri tersebut. Apalagi panggilan itu terus menerus terjadi sejak quick count berlangsung dan melanda semua influencer kubu 02.
Mustofa menduga, serangan ini sengaja dilakukan dengan tujuan melumpuhkan alat komunikasi atau ponsel para influencer kubu 02.
Menurut dia, setiap satu menit terjadi serangan. Panggilan teror itu berasal dari China dan New York. Serangan ini dilakukan supaya gadget kubu 02 tidak bisa digunakan.
Mustofa mengatakan, dia sangat terganggu dengan teror panggilan itu, sehingga dia berganti ponsel. Namun siasat itu tak menghentikan teror panggilan yang terus menerus melanda ponselnya.
Mustofa mengatakan, semua pentolan kubu 02 yang berada di kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara mendapatkan serangan serupa.
“Yang ada di kawasan Kertanegara sore ini, semua mendapatkan serangan seperti ini,” ucap Mustofa dalam video yang diunggah di akun Twitter miliknya, @AkunTofa.
“Saya yakin (serangan) ini adalah ulah dari kelompok tertentu, dari gerombolan yang mereka takut kalah, yang mereka takut panik, sehingga mencoba melakukan apa pun, menghalalkan apapun yang bisa dilakukan,” tambah Mustofa.
Menurut Mustofa, serangan itu pasti ada tujuannya. Karena itu, dia membuat testimoni melalui video singkat agar teman-temannya pahan tentang kondisi yang dialaminya bersama para pentolan Prabowo lainnya.
“Ini pasti ada maksudnya. Oleh karena itu, ini perlu saya lakukan agar teman-teman paham, maklum, dan yang penting kita menunggu laporan C1 Plano,” katanya.
Mustofa juga mengingatkan agar pendukung Prabowo-Sandi tidak mempercayai hasil quick count yang mayoritas memenangkan Jokowi-Ma’ruf.
“Jangan terpercaya kepada laporan quick count sore ini. Percayalah C1 Plano, insya Allah lebih valid dan kita tunggu apa hasilnya, semoga kita tetap istiqomah dan bersemanngat, jangan patah arang,” tandas Mustofa.
Selain Mustofa, Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga mengalami serangan serupa. Fadli mengaku telepon seluler atau handphone miliknya diretas.
Bahkan, Fadli menyebut peretasan itu dilakukan oleh telepon robot dari nomor yang berasal dari Hainan, Tiongkok.
Menurut Fadli, peristiwa itu terjadi saat dia tengah hadir dalam siaran langsung terkait Pilpres 2019 di salah satu stasiun televisi nasional, TvOne.
“HP sy diretas n diserang telpon robot dari no telp Hainan, China. Belum bisa digunakan utk WA maupun telpon. Ini terjadi ketika live td di @tvOneNews,” cuit Fadli Zon di akun Twitter-nya, @fadlizon, Rabu (17/4).
Fadli memposting sejumlah nomor kontak asing yang menghubunginya tanpa henti sejak sore kemarin.
[ps]