GELORA.CO - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyindir Jenderal yang disebutnya tidak pernah terjun ke medan perang selama aktif di dunia militer. Fahri pun menyebut mereka sebagai jenderal pengecut yang hanya berani perang intelenjen. Itu pun menggungkan fasilitas negara.
“Susah kalau jenderal gak pernah ke Medan perang…jadi pengecut…beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara… Kata Mereka bikin perang total…ya perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang… waspada kawan2 tetap fokus ke depan..,” demikin tulis Fahri di akun Twitter miliknya, @Fahrihamzah, (29/3/2019).
Susah kalau jenderal gak pernah ke Medan perang...jadi pengecut...beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara...— #2019WAJAHBARU (@Fahrihamzah) March 28, 2019
Kata Mereka bikin perang total...ya perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang... waspada kawan2 tetap fokus ke depan..
Dalam cuitan tersebut, Fahri tidak menyebut Jenderal mana yang dia maksud. Dia hanya menyebutkan Jenderal yang menggunakan fasilitas negara.
Dalam hal ini tentu Fahri sedang menyindir para jenderal yang saat ini berada di lingkaran Pemerintahan Jokowi.
Berikut kulwit Fahri selengkapnya:
Susah kalau jenderal gak pernah ke Medan perang...jadi pengecut...beraninya perang intelijen memakai fasilitas negara...
Kata Mereka bikin perang total...ya perang memakai aparatur negara untuk melumpuhkan lawan dari belakang... waspada kawan2 tetap fokus ke depan..
Kalau Prabowo itu jenderal tempur, ia terjun ke Medan perang, terjun beneran pakai parasut...pertaruhkan nyawa, kata prajuritnya, “..dia kan mantu presiden, sebenarnya bisa menghindar...dia gak mau...dia turun ke battle pertaruhkan nyawa...” maka dia ksatria...
Sikap ksatria ditunjukkan dengan keberanian berhadap2an, berkata apa adanya, dan mengerti etika dalam menyerang lawan...bangsa ini tahu bagaimana sang jenderal bertempur di Medan perang..dan sekarang kita melihat bagaimana sang jenderal bertempur di Medan politik. Sama, ksatria.
Lalu sang jenderal difitnah, tuduhan yang dibuat secara sepihak, dengan motif politik dan penyingkiran. Dia terima, dan dia diam..dia ambil tanggungjawab putus sampai di dia...dia jaga apa yang dia anggap benar. Tapi Tidak pernah dia bicara, jenderal diam dalam sepi.
sang jenderal malah menghindar dan menyibukkan diri menjadi pengusaha, dia tunjukkan bahwa ia bisa meneruskan perjalanan, dia tidak mau patah dan menjual diri pada orang. Sementara itu, jenderal abal2 berpesta pora memperkaya diri entah dari mana. Menjadi beking mafia.
Dulu, jenderal @prabowo difitnah, sekarang mau difitnah lagi. Bahkan dengan tujuan yang lebih kejam. Segala peluru kotor akan mereka pakai. Mereka takut jenderal ksatria ini berkuasa karena beliau terlalu tahu siapa mereka. Padahal santai aja, ksatria tidak akan balas dendam.
Penyingkiran @prabowo kali ini akan gagal. Dia akan dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-8. Dari dulu dia dipanggil 08. Insya Allah ini akan jadi kenyataan. Dia akan memimpin dengan adil dan bijaksana, dia akan menjaga persatuan dan rekonsiliasi.
Para jenderal yang terhormat,
Kembalilah kalian ke belakang @prabowo. Jangan bohongi diri sendiri. Permainan sudah selesai, kepalsuan ini jangan diteruskan. Ini saatnya bersatu membangun negeri, menjaga NKRI dan menjaga ideologi negara Pancasila dan UUD 1945. [ts]