GELORA.CO - Di masa penantian hasil resmi Pilpres 2019, muncul pihak yang menamakan dirinya 'Aliansi 7 Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin' dengan janji akan memberikan uang Rp 100 miliar. Uang tersebut akan diberikan kepada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang bisa membuktikan adanya kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) di Pilpres 2019.
Adapun gabungan relawan Jokowi-Ma'ruf yang memberikan pernyataan soal uang tersebut terdiri dari 7 kelompok, yakni Militan 34, Muslim Cyber Army Jokowi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah KH Manarul Hidayat, Jawara Dukung Jokowi, Sahabat Jokowi, Panca Tunggal Banten, Forum Kajian dan Fitnah Akhir Zaman. Gabungan relawan ini mengklaim diberi kuasa oleh sejumlah pengusaha muslim sebagai penyedia dana.
"Beberapa pengusaha muslim yang sangat prihatin dengan maraknya fitnah yang beredar memberikan kuasa kepada kami untuk menginformasikan bahwa para pengusaha muslim ini siap memberikan bonus sebesar Rp 100 M kepada siapapun dari pihak 02 yang bisa membuktikan adanya kecurangan dalam Pilpres 2019 ini secara masif dan terstruktur yang dilakukan pihak 01, dengan jumlah hasil kecurangan minimal 5 persen yang merugikan pihak 02," demikian keterangan gabungan kelompok relawan Jokowi itu, seperti diterima detikcom, Senin (29/4/2019).
Aliansi 7 Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin ini mengatakan kecurangan yang ditemukan angkanya juga harus mencapai 5% suara nasional. Mereka menganggap angka 5 persen sebagai batasan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun sesuai aturan tak ada batasan minimal selisih prosentase untuk mengajukan gugatan ke MK.
Gabungan relawan Jokowi itu mengakui masih ada berbagai peristiwa di TPS atau salah entry data yang dilakukan pihak KPU, baik sengaja maupun tidak sengaja. Namun menurut mereka, kerugian bukan hanya dirasa kubu Prabowo-Sandi, tapi dirasakan juga oleh pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
Foto: 7 kelompok relawan Jokowi yang teken sayembara. (Dok Istimewa). |
"Namun kami anggap jumlahnya tidak terlalu signifikan dibandingkan jumlah TPS dan jumlah pemilih yang ada, dan sudah dilakukan pemilihan atau entry ulang," ungkap 7 gabungan relawan itu.
Meski begitu, kelompok relawan Jokowi itu menghormati bila ada dari kubu Prabowo yang hendak melaporkan adanya kecurangan di Pilpres 2019. Untuk itu, mereka menantang dengan menyiapkan uang Rp 100 M tersebut bila dari pihak 02 berhasil membuktikan adanya kecurangan yang membuat Prabowo-Sandi dirugikan hingga 5% suara nasional.
"Dana itu berasal dari 17 pengusaha muslim. Dan perjanjian tertulisnya ada di saya," ungkap Ketua Umum Muslim Cyber Army Jokowi, Diki Chandra saat dikonfirmasi detikcom.
Namun ia tak mau membuka siapa saja 17 pengusaha muslim yang dimaksud. Kesepakatan tersebut, menurut Diki, akan dicatatkan di notaris.
"Dalam kesepakatan tidak bisa dibuka. Semuanya muslim. Tidak ada yang non-muslim. Kesepakatan tertulis dan akan dinotarialkan besok atau lusa," ucapnya.
Aliansi 7 kelompok relawan Jokowi yang membuat sayembara itu pun siap diberi sanksi masuk penjara apabila kubu 02 berhasil membuktikan adanya kecurangan masif di Pilpres 2019 namun mereka tak berhasil membayar. Hanya saja ada batas waktunya.
"Jika ada yang bisa buktikan, dan uangnya tidak ada, kita semua siap dipenjara. Ini berlaku sampai dengan 1 hari sebelum pengumuman KPU, jam 12 siang," tegas Diki.
Sementara itu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf meminta agar para relawannya tak perlu bereaksi berlebihan. Aliansi 7 relawan Jokowi itu pun disebut tidak terdaftar resmi di TKN.
"Nggak terdaftar. Semua relawan diharapkan untuk menghormati proses yang sedang berlangsung di KPU," ujar Direktur Relawan TKN Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq, dihubungi terpisah.
"TKN pun meminta kepada relawan untuk tidak berlebihan, termasuk juga mengolok-olok pihak-pihak yang memang ingin mengadukan kecurangan kalau memang punya bukti," sambungnya.[dtk]