Prabowo Diminta Teladani Grace, Gerindra: PSI Jangan Ajar Ikan Berenang

Prabowo Diminta Teladani Grace, Gerindra: PSI Jangan Ajar Ikan Berenang

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sekjen PSI Raja Juli Antoni meminta Capres Prabowo Subianto belajar dari Ketua Umum PSI Grace Natalie yang legawa saat hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan perolehan suara PSI tidak menembus ambang batas parlemen/DPR. Menanggapinya, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade meminta PSI tidak mengajar Prabowo layaknya mengajar ikan berenang.

"PSI itu jangan ajari ikan berenang. Karena Pak Prabowo itu adalah seorang patriot, seorang negarawan. Jadi mungkin (saat) Raja Juli sama Grace Natalie masih pakai seragam sekolah, itu Pak Prabowo sudah menunjukkan kenegarawanan beliau," ujar Andre saat dihubungi, Jumat (18/4/2019).

Andre lalu mengungkit salah satu sikap kenegarawanan Prabowo. "Saya kasih contoh, tahun 1998, jadi Pak Prabowo itu memegang pasukan ada 34 batalyon dan juga seluruh khusus adalah teman beliau yang memimpin, beliau bisa mengambil alih negara ini, tapi karena beliau patriot, beliau negarawan, beliau percaya konstitusi dan beliau percaya demokrasi adalah jalan terbaik bagi bangsa Indonesia, beliau tidak melakukan hal itu," ungkap Andre.

Andre juga mengungkit Prabowo yang hadir saat pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI pada tahun 2014 lalu. Menurutnya, sikap Prabowo itu bahkan berbeda dengan sikap Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak datang saat pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden.

"2014 Pak Prabowo memberikan tradisi baru bagi bangsa dan negara kita ini. Sebelumnya kita dipertontonkan dengan Bu Mega kalah 2 kali di 2004 dan 2009, bagaimana hubungan kurang baik antara Bu Mega dan Pak SBY. Sementara Pak Prabowo di 2014 datang ke pelantikan Pak Jokowi dan memberikan hormat sempurna kepada Pak Jokowi dalam sidang umum MPR, di pelantikan Pak Jokowi sebagai presiden RI 2014. Jadi sekali lagi jangan ngajari ikan berenang," kata Andre.

Dikatakan Andre, tidak tepat jika Raja Juli membandingkan Prabowo dengan Grace di Pemilu 2019. Hal ini karena PSI yang menurut hasil hitung cepat tidak lolos ke DPR juga sudah diprediksi sebelumnya.

"Dari awal memang PSI diprediksi tidak lolos, (di) suruvei, berbeda dengan kami yang mempunyai hasil real count yang untuk sementara ini dari 60 persen data kami yang masuk Alhamdulillah untuk sementara Pak Prabowo unggul di 62 persen suara," imbuhnya.

"Mohon maaf dengan segala hormat saudara Raja Juli jangan anda bandingkan dengan Mbak Grace. Pertama kasusnya beda, yang kedua di saat Pak Prabowo jadi Ketua Umum Partai Gerindra, Mbak Grace itu adalah MC Partai Gerindra, jadi nggak aple to aple kalau anda ingin membandingkan Pak Prabowo dengan Mbak Grace," lanjutnya.

Sebelumnya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyesalkan klaim sepihak Prabowo memenangi Pilpres 2019. Dia menilai sikap Prabowo itu malah memanaskan suasana seusai pencoblosan. 

"Keinginan rakyat untuk menjadikan 17 April sebagai puncak partisipasi politik dan mengakhiri perbedaan politik yang tajam akhirnya kandas karena Prabowo tidak menolak menyatakan kekalahannya meski semua lembaga survei yang kredibel melalui quick count menunjukkan kekalahan Prabowo," kata Raja Juli dalam rilisnya, Jumat (19/4).

Raja Juli kemudian meminta Prabowo belajar dari Ketua Umum PSI Grace Natalie. Grace legawa saat hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan perolehan suara PSI tidak menembus ambang batas parlemen/DPR.

"Pak Prabowo mestinya meneladani Grace Natalie, Ketum PSI, yang dengan teguh hati mengakui kegagalan PSI masuk Senayan karena hanya memperoleh 2% (sekitar 3 juta pemilih) suara nasional dari 4% yang disyaratkan UU," ujarnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita