GELORA.CO - Peretasan akun media sosial (medsos) milik beberapa petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi diduga untuk menggerus elektabilitas pasangan nomor urut 02. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pun dituntut untuk tidak tinggal diam.
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi menduga peretasan akun medsos petinggi koalisi oposisi itu dilakukan oleh orang-orang terlatih dan terdidik.
"Tak sembarangan orang. Saya melihatnya ini pekerjaan yang terorganisir, dia tidak berdiri sendiri. Hal tersebut bisa dilihat dari pola kerjanya yaitu, ambil alih akun orang dan melakukan serangan terhadap orang-orang yang dianggap pendukung 02," katanya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/4).
Sebelumnya, akun media sosial milik beberapa petinggi BPN seperti Ferdinand Hutahaean, Imelda Sari, dan Said Didu diretas oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Setelah diretas, akun Twitter milik Ferdinand Hutahaean misalkan, @Ferdinand_Haean itu pun sempat menampilkan foto-foto tidak senonoh.
Terkait itu, menurut dia, pekerjaan ini jelas-jelas bertujuan untuk menggerogoti elektabilitas 02. Sebab bisa dilihat materi-materi serangannya terhadap 02 maupun pendukungnya. Sebab yang diangkat selalu persoalan moralitas dan material yang belum teruji kebenarannya atas isu-isu yang disebutkan tadi.
"Lebih banyak fitnah dari pada menyampaikan fakta," imbuhnya.
Maka dari itu, dituntutnya Kemkominfo dapat bergerak cepat untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
"Karena menurut berita keminfo memiliki alat pendekteksi hoax dan peralatan canggih lainnya yang dapat mendekteksi pencurian-pencurian akun ini. Kenapa keminfo diam saja? Mari kita tanyakan ke Rudiantara sebagai orang yang paling bertanggung jawab di kementrian ini," pungkasnya. [rm]