GELORA.CO - Massa aksi dari sejumlah elemen masyarakat menggelar protes di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Mereka kecewa lantaran proses Pemilu sarat dengan kecurangan.
sulit percaya dengan janji pemerintah untuk menyejahterakan rakyat jika dalam pengambilan mandat dilakukan dengan kecurangan.
“Saya tidak yakin pemimpin yang mengambil mandat dengan kecurangan bertujuan untuk menyejahterakan rakyat. Hanya ada satu kata, lawan!” kata Rizal dari atas mobil komando di depan Bawaslu, Jakarta, Selasa (30/4).
Menurutnya, kecurangan saat ini sudah tidak bisa lagi ditutup-tutupi lantaran KPU diduga sudah melakukan penyimpangan, terutama saat proses menginput data form C1 plano dari seluruh TPS yang ada di wilayah Indonesia.
“Jadi kalau ada input data sekali dua kali itu hal biasa. Tapi kalau ribuan kali itu disengaja,” ujar Rizal.
Rizal mengingatkan bahwa barang siapa yang melakukan manipulasi suara, ada ancaman pidana yang menantinya. Bahkan menurutnya, kejahatan dalam proses demokrasi ini layak mendapat hukuman mati.
Di sisi lain, dirinya dan massa aksi memperingatkan Bawaslu dan aparat keamanan jika tetap berpihak kepada kecurangan, maka hal tersebut sama saja menantang kehendak rakyat.
“Kami akan melakukan aksi yang lebih besar,” tegas Rizal.
Dalam aksi ini protes di depan gedung Bawaslu ini, sejumlah elemen masyarakat seperti Komando Barisan Rakyat Lawan Pemilu Curang (Kobarkan Perang) Komando Barisan Rakyat (Kobar) Gerakan Laskar 08 (GL-08) dan Barigade 08.
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau sekitar 200 personel Brimob dan Sabhara dari Polda Metro Jaya. [rm]