GELORA.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD kembali menjelaskan soal pernyataannya mengenai Prabowo Subianto yang menang di daerah yang masuk kategori garis keras dalam keagamaan. Mahfud merasa tidak ada yang salah dari pernyataannya tersebut.
"Saya juga garis keras. Artinya fanatik, dan kesetiaan yang tinggi, tapi tidak radikal," kata Mahfud dalam wawancara dengan tvOne, Senin, 29 April 2019.
Mahfud mengatakan, Madura tempat kelahirannya, juga masuk kategori garis keras yaitu daerah yang orang-orangnya memiliki prinsip, tidak mau didikte, beda sama radikal.
"Saya garis keras di bidang hukum, di bidang politik saya garis moderat," lanjutnya.
Mahfud pun memuji orang Aceh, Medan, dan daerah-daerah lain yang dia sebut punya kategori garis keras. Karena mereka hebat, tidak mau dipengaruhi misalnya dalam suatu kontestasi politik.
"Tetap saya pilih ini," kata Mahfud menirukan mereka.
Mahfud juga membantah apa yang dia maksudkan garis keras itu sama dengan radikal. Dia minta pernyataannya itu tidak dibawa ke pengertian radikal.
"Saya orang Madura ini, di bidang hukum saya radikal. Saat musim kampanye, tolong kampanye jangan bawa nama saya. (Mereka berkata) 'Saya pilih Pak Prabowo karena Pak Mahfud digituin.' Saya bilang jangan bawa nama saya. 'Saya nggak bawa nama Pak Mahfud tapi saya pilih Pak Prabowo'," kata Mahfud menirukan. [vv]