GELORA.CO - Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kondisi infrastruktur pertahanan Indonesia berada dalam kondisi terbaik. Luhut menilai keliru jika ada segelintir pihak yang menyebut kondisi pertahanan Indonesia lemah.
Hal tersebut diungkapkan Luhut dalam Diskusi Nasional ‘Indonesia 2045 Berdaulat Maju dan Berpengaruh pada Tataran Global’ di Gedung Merdeka jalan Asia Afrika Kota Bandung Jawa Barat.
“Anggaran pertahanan kita sekarang 0,8 persen memang betul anggaran belanja TNI, tapi grade itu akan kita naikkan sampai 1,5 persen atau mungkin lebih,” ujar Luhut, Jumat 5 April 2019.
Luhut menilai, anggaran pertahanan akan dinaikkan menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional. Lanjut Luhut, dengan pembenahan infrastruktur alutsista yang berjalan, jangan sampai membuat alokasi anggaran untuk kebutuhan prioritas lainnya terhambat, bahkan dikurangi.
“Kita tidak mau ekonomi kita runtuh karena anggaran pertahanan kita, (karena) kita buat terlalu tinggi. Kenapa? (Kebutuhan anggaran pertahanan) Itu datang dari apa yang disebut hakikat ancaman,” katanya.
Hakikat ancaman itu, menurutnya, langkah awal menentukan kebutuhan anggaran untuk infrastruktur anggaran pertahanan. “Hakikat ancaman itu turun kepada perkiraan intelejen strategis, perkiraan intelejen strategis turun pada postur TNI, itu rancangannya, blue print-nya,” katanya.
“Jadi kalau orang bilang kalau kita ini lemah, lemah dari mana? Angkatan bersenjata kita itu berada di 15 terkuat di dunia, malah mungkin 14 sekarang ini, kuantitas alutsista kita perbaiki. Sekarang kita enggak mau lagi punya kapal Fregat hanya 105 meter panjangnya, selama kita 72 tahun merdeka, (memiliki) itu. Sekarang kita buat yang 138 meter Ocean Going dan itu dibuat di PT. PAL,” tambahnya.
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dalam debat keempat yang digelar Sabtu malam, 30 Maret 2019, mengingatkan peran negara mempertahankan kepentingan nasional. Salah satunya dalam bidang pertahanan keamanan.
Prabowo pun menyebut bagaimana ia mempelajari sejarah ilmu perang ribuan tahun lalu. Meski sudah purnawirawan, Prabowo mengaku masih menguasai teknologi militer.
“Jarak peluru kendali saya masih tahu, saya berpendapat kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah, bukan salah Bapak (Jokowi),” katanya.
Prabowo berpendapat Indonesia tidak bisa mempertahankan core national interest jika ada negara asing mengirim pasukan hari ini ke salah satu wilayah Indonesia. “Saya kira kita berada dalam posisi yang sangat lemah jadi ini yang saya mohon perhatian,” katanya.
“Jarak peluru kendali saya masih tahu, saya berpendapat kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah, bukan salah Bapak (Jokowi),” katanya.
Prabowo berpendapat Indonesia tidak bisa mempertahankan core national interest jika ada negara asing mengirim pasukan hari ini ke salah satu wilayah Indonesia. “Saya kira kita berada dalam posisi yang sangat lemah jadi ini yang saya mohon perhatian,” katanya.
“Benarkah Pertahanan & Keamanan Indonesia lemah?
Apakah benar kemampuan militer Indonesia tertinggal dibanding negara lain?
Bapak Prabowo Subianto akan mengupas pertanyaan tersebut. Saksikan DISKUSI BERSAMA PRABOWO, Kamis, 4 April 2019.
Menghadirkan:
1. Laksamana (Purn) Tedjo Edi Purdjianto
Jabatan Terakhir: KASAL, Menkopulhukam
2. Marsekal (Purn) Imam Sufaat
Jabatan terakhir: KSAU
3. Komisaris Jendral Polisi (Purn) Sofjan Jacoeb
Jabatan terakhir: Kapolda Metro Jaya
4. Letnan Jendral (Purn) Suryo Prabowo
Jabatan terakhir: Kasum TNI
5. Marsekal Muda (Purn) Syamsuddin Arsyad
Jabatan terakhir: Wadan Sesko AU
6. Prof. Salim Said
Pakar Politik dan Militer,” tulis Prabowo di halaman Facebooknya.
(*)