GELORA.CO - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra, membenarkan jika pihaknya telah bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana. Dalam pertemuan itu, KPU meminta bantuan Rusdi untuk membantu akses kepada lokasi surat suara tercoblos.
"Sudah, kami sudah bertemu juga dengan Pak Rusdi. Kami kan sebenernya bertamu, kami sowan, apa sih sebenernya yang sedang terjadi (meminta penjelasan)," ujar Ilham ketika dijumpai di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Selain mengkonfirmasi, KPU pun meminta kepada Rusdi untuk membantu bernegosiasi dengan kepolisian Malaysia. Sebab, akses ke lokasi tempat penemuan surat suara tercoblos itu sudah ditutup untuk umum. Bahkan, KPU tidak diizinkan mengakses lokasi yang berada di Kajang, Selangor, Malaysia itu.
"Pak Rusdi kami mintai tolong untuk kemudian negosiasi dengan polisi Malaysia supaya (KPU) bisa akses surat suara itu," lanjut Ilham.
Menurut Ilham, Kedutaan Besar sudah mengupayakan hal ini. Namun, hingga KPU kembali dari Malaysia pada Sabtu (13/4) dinihari, akses ke lokasi temuan surat suara tercoblos itu.
"Mungkin kepolisian Malaysia merasa ini adalah otoritas mereka dan mereka sedang melakukan penyidikan, pertimbangannya takut diobrak-abrik dan sebagainya," tambah Ilham.
Sebelumnya, beredar video tentang penggerebekan lokasi tempat penyeludupan surat suara pos di sebuah ruko di kawasan Bangi, Selangor, Malaysia. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa surat suara Pilpres sudah tercoblos untuk Pasangan Calon Presiden Nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan surat suara pileg untuk Partai Nasdem dengan caleg Nomor urut 3 dengan nama Achmad.
"Barang-barang sudah dicoblos di Malaysia Selangor. Sudah dicoblos 01, Partai Nasdem Nomor 5, calegnya Nomor urut 3 namanya Ahmad. Kami harap KPU Indonesia membatalkan semua urusan tentang DPL Malaysia dari hari ini sampai tanggal 14 (April). Kalau tidak kami akan duduki KBRI," ujar seorang pria dalam video tersebut sambil memperlihatkan surat suara yang sudah tercoblos.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Malaysia, Yaza Azzahara Ulyana, menjelaskan kronologi surat suara tercoblos di negara tersebut. Temuan ini berawal dari informasi dari relawan Sekber Satgas BPN Prabowo-Sandiaga (Padi) Malaysia.
Menurut Yaza, pukul 12.48 waktu setempat dirinya menerima aduan dari seorang relawan sekber satgas BPN Padi Malaysia yang bernama Parlaungan melalui pesan WhatsApp bahwa ada dugaan penyeludupan surat suara yang dilakukan oleh oknum tertentu. Mendengar laporan tersebut Yaza bersama seorang anggota Panwaslu Kuala Lumpur,Rizki Israeni Nur langsung menuju ke lokasi.
Pukul 13.00 waktu setempat, Yaza dan Rizki tiba di lokasi yang beralamat di Taman Universiti Sungai Tangkas Bangi 43000 Kajang, Selangor. Tempat tersebut merupakan sebuah lot toko yang sudah dipenuhi dengan surat suara yang berada di dalam bagian diplomatik sebanyak kurang lebih 20 buah, 10 kantong plastik hitam dan kurang lebih 5 karung goni berwarna putih dengan tulisan Pos Malaysia.
"Diperkirakan jumlah surat suara yang berada di lokasi pertama sejumlah 10-20 ribu buah dan jumlah yang kurang lebih sama juga berada di lokasi kedua," ujar Yaza dalam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/4). [rol]