GELORA.CO - Kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 semakin nyata dan menjadi-jadi.
Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Mohamad Taufik mengaku, heran dengan masifnya kasus penggelembungan suara untuk pasangan 01 dan pengurangan suara pada paslon 02.
Kali ini, kata Ketua DPD Partai Gerindra DKI itu, terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 132, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dimana, suara Prabowo-Sandi kembali disunat oleh oknum penyelenggara pemilu.
Semestinya, kata Taufik, dalam C1 plano berhogram suara pasangan 02 unggul sebanyak 134 dan suara 01 hanya 86 suara.
’’Masuk scan dan situng KPU RI masak suara Prabowo jadi 34. Hilang angka satunya. Sedangkan Jokowi, tetal 86 suara. Kan kami berkurang mereka (01) tetap jadi unggul. Saya rasa ini amat terstruktur dan brutal,’’ kata Taufik di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Pada tampilan laman itu, menurut Wakil Ketua DPRD DKI tersebut, jelas sekali terlihat bahwa suara Jokowi-Ma’ruf Amin diinput dengan 86 suara.
Sementara Prabowo-Sandi diinput dengan 34 suara. Jumlah pemilih terdaftar sendiri di TPS ini, tercatat 220 orang jumlah suara sah lima, dan jumlah suara sah tidak sah 225 suara.
Saat dilihat di Scan C1, nampak data yang sangat berbeda. Di TPS ini, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin hanya memperoleh 86 suara, sedangkan Prabowo-Sandi memperoleh 134 suara.
Dengan demikian, dalam input di data KPU, suara Jokowi-Ma’ruf Amin tetap 86 suara, sedangkan suara Prabowo-Sandi dikurangi 100 suara.
"Adanya selisih suara yang sangat besar antara C1 dengan input Situng di KPU ini, apakah ini hanya kesalahan human error atau memang sudah pesanan," katanyam
Karena itu, pihaknya akan melaporkan komisioner KPU RI ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dalam waktu dekatm
"Ini masalah serius. Kenapa 02 yang selalu berkurang. Kami akan DKPP-kan,’’ tegas Taufik. [ts]