GELORA.CO - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo, tidak henti-henti mengingatkan pemilihnya agar menggunakan pakaian bewarna putih saat hari pencoblosan 17 April mendatang. Hal itu berulang dikatakan Jokowi, saat orasi di kampanye akbar.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Universitas Katolik Parahyangan Asep Warlan menilai, anjuran yang disuarakan Jokowi untuk memakai baju putih saat TPS, tidak memiliki makna apa-apa.
"Apa sih makna dan manfaatnya bagi Pemilu yang jurdil dan jurber kan kita perlu makna, kalau kampanye ada makna untuk kekompakan dan kebersamaan tapi untuk pemilihan apa makna demokrasinya," kata Asep Warlan, RMOLJabar.
Meskipun ditunjukkan pada pemilihnya, Asep menilai Jokowi kurang bijak soal anjuran tersebut, bahkan dengan anjuran itu akan terlihat capres siapa yang dipilih.
"Karena baju putih pasti pilih Jokowi. Padahal itu harusnya rahasia, jadi jangan diberi simbol ketidakrahasiaan dengan baju putih itu," ujarnya
"Hemat saya itu bukan saatnya, kecuali kita ada kampanye akbar, kampanye terbuka dengan pakaian putih-putih itu boleh dalam rangka kampanye untuk menguatkan kekompakan, soliditas, kebersamaan tapi untuk masa pencoblosan menurut saya jangan ada beban apapun," tandasnya. [rmol]