GELORA.CO - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais menyebut dalam darah capres nomor urut 02, Prabowo Subianto terdapat DNA Proklamator RI hingga pahlawan nasional.
Amien yang juga selaku Dewan Penasihat Badan Pemenangan Pemilu (BPN) Prabowo- Sandi itu mengatakan, DNA yang dimaksud yakni milik Soekarno dan Moh Hatta (Bung Hatta) serta Soetomo (Bung Tomo).
"Dalam darah Prabowo ada DNA Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Tomo," terang dia saat beorasi dalam kampanye akbar yang dihadiri capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (10/4/2019).
"Jadi tinggal 8 hari lagi, kita cari pimpinan yang tidak menjual ke pihak asing dan aseng," katanya menegaskan.
Sebelumnya, Amien Rais memberikan orasi yang diawali dengan mengutip ayat-ayat Alquran.
Lantas dia membanggakan memiliki capres seperti Prabowo karena dianggap memiliki keunggulan dan tidak membeda-bedakan.
"Saya melihat pemimpin sejati (Prabowo) harus bisa marah," ungkap dia.
"Kalau pemimpin plonga-plongo, ndak-nduk ya gimana," jelasnya menegaskan.
Mantan Ketua MPR RI itu menyindir sosok Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Diunek-unekke (dikata-katain) hilang, aku sabar, difitnah aku sabar, eh saat ini bilang aku lawan!," ungkap dia menirukan sosok Jokowi.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan Kampanye di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (10/4/2019) merupakan kampanye terakhirnya jelang Pilpres 2019.
"Ibu Pertiwi sedang diperkosa saudara-saudara sekalian, tapi sudahlah," tuturnya.
"Ini kampanye terbuka terkahir, karena besok saya Surabaya kampanye dengan para akademis di dalam ruangan," jelasnya menegaskan.
Lantas dia tampak menjelaskan kenapa yang terakhir, karena rencana menutup kampanye akbar terbuka dalam Pemilu 2019 dilakukan di pusat Jawa Tengah (Jateng) di Semarang.
"Ya ini kampanye terakhir, tadinya kami mau ke Semarang, kami mau di lapangan Simpang Lima, katanya gak boleh?," jelasnya.
Bahkan pria yang sudah tiga berlaga kali dalam Pilpres 2019 itu, curhat dan membandingkan dengan tahun-tahun lalu.
"Saya ingat dulu, mau dengar?," jelasnya.
"Tahun 2009 saat saya wakilnya Bu Megawati, dan melawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gak ada larangan kampanye ke mana-mana tuh," ungkapnya membeberkan.
Jika Pilpres 2009 lusa, dia tidak dipersulit, apalagi tidak diperbolehkan menggunakan lapangan Simpang Lima dan GOR Jati Diri Semarang.
"Akhirnya Alhamdulillah di sini di Solo," ujar dia.
"Dan yang datang luar biasanya tidak menduga massa ini, demi menyongsong perubahan dan perbaikan," katanya menegaskan disambut meriah puluhan ribu pendukungnya.[tribun]