KAMPANYE Akbar Prabowo-Sandi di GBK. Clear political kinetic energy. People power in potential form.
Tengah malam, massa mengalir pelan. Jalan kaki. Tua muda. Besar kecil. Lelaki perempuan. Mantan-mantan Jokower. Hotel-hotel full booked hari ini.
Persiapan singkat. Buru-buru. Hanya Beberapa hari. Nggak ada satu minggu. Bendera Partai Demokrat, PAN, PKS dan Berkarya berkibar-kibar. Tidak ada bendera Partai Gerindra.
Ratusan ormas. Nyanyian "Tumbangkan Jokowi" dan "Ganti, Ganti, Ganti Jokowi. Ganti Jokowi Sekarang Juga", bersahut-sahutan. Gema takbir menggetarkan malam.
Seorang lelaki tidur di bawah spanduk Caleg Saraswati Rahayu Djojohadikusumo. Di Gerbang Utara GBK.
Tenda-tenda, laskar-laskar, posko logistik, pedagang alas sholat, emblem dan atribut. Gelap malam masih pekat. Laskar FPI mencuci lapangan sepak bola.
Seorang ibu setengah bayah datang sendiri dari Bekasi. Mencari teman-temannya di zona GBK. Rombongan teman lainnya on the way menyusul.
Pukul tiga pagi, motor stuck. Ngga bisa bergerak. Massa mulai keluar dari penginapan. Jelang Sholat Subuh, GBK, Gerbang Selatan, Parkir Timur, Asia-Afrika, Gerbang Pemuda sudah penuh. Sesak.
Anthusiasme Pro Prabowo-Sandi is on the rise. Mereka datang tanpa dimobilisasi dan iming-iming nasi bungkus.
Berbeda dengan massa Partai Chebong yang datang demi kaos, ongkos pulang, nasi bungkus, dan duit amplop selembar. Anthusiasme mereka terukur dan terbatas. Karena yang kaya hanya segelintir elite di power structure. Rakyat terbanyak ngga berubah. Tetep susah hidupnya.
Fahrenheit 9/11 filmmaker Michael Moore berkata, ”The Lack of Enthusiasm Is Dangerous”.
Pukul 06 pagi rombongan Etnik Tionghoa datang. Massa sudah padat. Tidak bisa masuk GBK. Sejam kemudian, iring-iringan Jeep Pak Prabowo bersama Amien Rais, Drajat Wibowo, Ustaz Sambo dan lain-lain masuk pelataran GBK. Berputar memeriksa konsolidasi massa.
Di panggung utama, ada delegasi semua agama. Ulama dan Ustad, Biksu Buddha, Nasrani, tokoh-tokoh nasional, Gubernur Anies Baswedan dan perwakilan semua partai pengusung.
GBK saksi Kampanye Terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Minimal ada 300 ribu orang datang mendengarkan orasi politik Pak Prabowo.
Kali ini, mata tak bisa ditipu. Pengumpulan massa Jokowi-Maruf sedikit. Ngga sebanding dengan Kampanye Akbar Prabowo-Sandi. Aroma Perubahan menyengat. Terlebih saat banyak usaha dilakukan anasir dari para penguasa untuk mengempeskan acara ini.
Ngga pakai APBD 18 milyar seperti Apel Kebangsaan Ganjar Pranowo. Ngga sewa ‘Goyang Ngebor Terjungkal’ Inul Daratista. Ngga ada pembagian sembako dan duit.
Massa Pro Prabowo-Sandi tetap datang dan malahan ngumpulin duit sekarung sebagai donasi kampanye.
Selesai acara, pasukan pembersih bergerak. Sampah-sampah dicuci. GBK kembali kinclong seperti sedia kala. []
Penulis adalah anggota Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
[rmol]