GELORA.CO - Hingga H-1 menjelang pencoblosan Pemilu Serentak 2019, setidaknya ditemukan 153 TPS di 22 kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim) yang diketahui mengalami kerusakan logistik. Temuan terbanyak adalah kerusakan kotak suara.
Mayoritas terjadi karena kotak berbahan kardus tersebut terendam air. Misalnya yang terjadi di Jember. Di sana ditemukan laporan kotak suara logistik di salah satu kecamatan rusak karena atap gedung penyimpanan yang bocor dan membuat air hujan masuk.
Kerusakan karena penyebab serupa terjadi di daerah lain seperti di Trenggalek dan Lumajang. “Di sejumlah kecamatan ditemukan kotak suara yang sudah tak bisa dipakai karena hancur terkena hujan,” kata Komisioner Bawaslu Jatim Aang Kunaifi.
Laporan lain yang masuk adalah logistik yang hingga kemarin belum terdistribusi ke tingkat kecamatan. Antara lain laporan dari Pamekasan. Ada sejumlah logistik coblosan yang baru terkirim ke KPU kabupaten setempat. Contohnya surat suara pemilih tambahan dan formulir C6 (undangan memilih).
Keterlambatan distribusi logistik juga terjadi di beberapa kabupaten/kota lain. “Sesuai target awal, sebenarnya H-2 coblosan semua logistik sudah terdistribusi. Namun, hingga hari ini (kemarin, Red) belum semua tuntas. Makanya, kami sudah merekomendasikan agar segera diselesaikan,” katanya.
Di bagian lain, KPU Jatim menegaskan bahwa seluruh distribusi logistik coblosan Pileg-Pilpres 2019 di provinsi tersebut sudah hampir tuntas.
Lembaga penyelenggara pemilu itu juga memastikan bahwa semua logistik sudah terdistribusi ke tingkat KPPS hari ini. “Sudah kami cek. Seluruh logistik sudah berada di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan,” kata Ketua KPU Jatim Choirul Anam.
Sementara itu, di Lumajang ada ratusan kotak suara yang rusak karena diguyur hujan. Termasuk surat suara yang juga terkena guyuran hujan hingga rusak.
Total jumlah kotak suara yang rusak mencapai 111, tersebar di empat kecamatan. Sedangkan surat suara yang rusak mencapai 441 lembar. Tapi hanya surat suara untuk DPR dan DPRD kabupaten.
Anggota Bidang Divisi Logistik KPU Lumajang Yusuf Adi Pamungkas menjelaskan bahwa kerusakan ratusan kotak suara itu bukan akibat kesengajaan dan keteledoran. Melainkan akibat kondisi yang tidak memungkinkan. “Rusaknya karena terguyur hujan selama perjalanan dan airnya masuk ke dalam. Hujannya di tengah jalan saat pengiriman,” katanya kemarin.
Yusuf menambahkan, sudah ada antisipasi dengan menutup logistik dengan terpal. “Saat truk berangkat belum hujan. Tiba-tiba di jalan hujan lebat,” jelasnya.
Kejadian tersebut langsung disikapi. Caranya ialah meminta bantuan dari stok kotak suara dan surat suara di KPU Jatim. “Sudah tertangani. Sudah dikoordinasikan dengan KPU provinsi. Surat suara yang rusak sudah didistribusikan juga. Kotak dari kabupaten saling disubsidi. Tadi (kemarin, Red) kami ambil di Kota Malang dan Kota Batu,” terangnya.
Di wilayah Kecamatan Sukorambi, Jember, persiapan Pemilu 2019 terkendala. Sembilan kotak suara rusak. Kotak tersebut dimakan rayap. “Sekitar sembilan kotak surat suara rusak parah. Rayap yang biasa memakan kayu itu juga makan kotak yang terbuat dari kardus,” kata Nur Fadli, ketua PPK Sukorambi.
Rupanya, serangan rayap tersebut disebabkan kondisi gudang logistik Kecamatan Sukorambi yang lembap. Untung, rayap merusak kotak surat suara yang masih kosong alias belum terisi surat suara dan lain-lain.
Di sisi lain, distribusi surat suara ke TPS 20 di Dusun Sumbersalak, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, ini lain dari biasanya. Jalur di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) tak bisa dilalui kendaraan. Karena itu, logistik pemilu dikirim dengan memanfaatkan kuda. “Kalau menggunakan kendaraan roda empat, butuh waktu dua jam. Kalau menggunakan kuda, hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit. Tapi, kalau hujan seperti sekarang, waktu yang ditempuh akan lebih dari satu jam,” ujar Kapolsek Tempurejo AKP Suhartanto kemarin (15/4).
Jalur distribusi logistik memang tidak dekat. Jarak PPK ke PPS Desa Andongrejo mencapai 45 kilometer. Sementara itu, jarak PPS ke TPS sekitar 15 kilometer. Di sana logistik pemilu harus dinaikkan ke tiga ekor kuda milik warga setempat.
Selain di Jatim, problematika logistik terjadi di daerah lain di Indonesia. Misalnya di Bogor, Jawa Barat. Gudang penyimpanan kotak dan surat suara di Ciseeng kebanjiran. Akibatnya, 682 kotak suara (di antara total 1.450 kotak suara) berisi dokumen pileg dan pilpres rusak.
“Kejadiannya Minggu (14/4) malam hujan deras sama angin puting beliung dan yang jebol fondasi puskesmas di sebelah airnya masuk ke dalam got kecamatan dan kami buru-buru menyelamatkan tumpukan kotak yang di atas, sementara di bawah sudah ringsek,” ujar Selamet, petugas linmas Ciseeng.
Hingga kemarin, petugas terus melakukan inventarisasi logistik pemilu yang akan dimanfaatkan warga untuk sepuluh desa.
Hal senada dikatakan Mulyadi dari Panwascam Ciseeng. Dia menyatakan bahwa hujan turun lebat sekali pada Minggu. Air bercampur lumpur sampai menerobos gudang penyimpanan logistik.
“Kami sudah konfirmasi dengan KPU Bogor untuk segera mengirim kotak suara karena kotak suara sudah harus dikirim ke tiap TPS,” ucapnya.
Sementara itu, di Bangkinang, Riau, Bawaslu setempat menyelidiki terjatuhnya logistik pemilu di bawah jembatan Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat. Bawaslu akan meminta keterangan saksi-saksi terkait peristiwa tersebut. [tsc]