Oleh: Syafril Sjofian*
HARUS dimaklumi bahwa Jokowi dan kubunya sekarang dalam situasi kepanikan yang sangat menyaksikan militansi dukungan kepada kubu 02. Mudah-mudahan mereka bisa menahan diri. Sehingga tetap menjaga demokrasi, supaya penyelenggara pemilu dan aparat tetap bisa netral.
Terbukti apa yang disampaikan Rizal Ramli benar, bahwa tidak bisa melawan yang lagi berkuasa dengan akses kekuasaan dan dana yang besar tak terbatas. Bertanding dengan banyak-banyakan uang jelas akan kalah, akan tetapi pertahana yang sedang berkuasa hanya bisa dilawan dan dikalahkan dengan militansi.
Faktanya sekarang hal itu yang ditunjukan oleh para pendukung dan relawan 02, mereka melakukan kegiatan dengan biaya sendiri, berpatungan, dan bergerak sendiri tanpa menunggu komando dan arahan secara penuh semangat.
Hal itu yang tidak dipunyai oleh pertahana karena para relawannya akan pragmatis, tidak mungkin diberikan alasan tidak ada dana, toh sedang jadi presiden menguasai BUMN dan sebagainya.
Ini yang menjadi perbedaan antara 01 dan 02 ditambah dengan fenomena baru yakni munculnya komunitas emak-emak yang ternyata lebih militan dari aktivis mahasiswa ataupun buruh, karena himpitan masalah ekonomi yang langsung mereka alami seperti naiknya harga dan daya beli yang menurun.
Jika kita saksikan kegiatan mereka emak-emak tersebut keluar masuk kampung, melakukan kegiatan sosialisasi tanpa diminta, tanpa APK malah mereka bikin sendiri dengan alat peraga dari karung karung bekas. Intinya ada keinginan besar untuk terjadinya suatu perubahan.
*) Penulis adalah pemerhati isu sosial dan politik, tinggal di Bandung.