GELORA.CO - Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengkritik program “Revolusi Mental” Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai gagal. Pasalnya, orang dekat Jokowi, Romahurmuziy terbukti kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama RI.
“Bagaimana kemudian akan terjadi revolusi mental, yang satu senti dari dia, Romy ini jual beli jabatan? Hah, satu senti. Bagaimana kemudian ya revolusi mental itu sampai ke kita?,” kritik Jansen di acara Mata Najwa “Debat Usai Debat”, Rabu (3/4/2019).
KPK KPK dnger ni😂😆..KPK itu lembaga independen keles.aku aja tau masa kelen gak😅😅bang @jansen_jsp vs trio..bang jansen kemal (keren maksimal)😍😍😍#PrabowoPemimpinBerprestasi— Carol Suzan Danvers🚀✈ (Arwah Militan)👻☠👻👹 (@ArwahMilitan) April 5, 2019
Kritik Jansen disampaikan terkait Program baru Jokowi “Dilan” (Digital Melayani) yang akan diterapkan pada periode kedua jika Jokowi terpilih kembali.
“Apa yang mau melayani, dia (Romy, red) jual beli jabatan,” kata Jansen.
Kemudian kritikan Jansen tersebut dijawab Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Arya Sinulingga.
“Justru itu, Pak Jokowi itu terus menerus membuat sistem, sampai Romy pun ditangkap oleh KPK,” kata Arya.
Sontak jawaban Arya ini dibalas oleh Jansen. Ia menilai pernyataan Arya merupakan bentuk klaim Jokowi atas kinerja KPK menangkap Romy.
“KPK, lihat ini, ini ngaku-ngaku ini. KPK, ngeklaim-ngeklaim kinerja KPK,” sangkal Jansen.
(*)