GELORA.CO - Sangat disayangkan dan disesalkan, partisipasi rakyat yang begitu tinggi dalam Pemilu 2019 dirusak oleh berbagai kecurangan yang sangat kasat mata di mana-mana.
“Bayangkan, emak-emak dan rakyat kecil yang sudah berpartisipasi dalam pemilu dan sejak enam bulan lalu jadi relawan tak dibayar, yang berharap capresnya akan menang melalui proses pemilu yang adil dan jujur ternyata hanya menjadi korban dari pemilu yang curang,” ujar Direktur Eksekutif Government & Political Studies (GPS), Gde Siriana, dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu.
“Saya kira banyak relawan dari kedua kubu yang juga ingin jagoannya menang dengan cara-cara jujur dan adil,” sambungnya.
Menurutnya, masyarakat perlu mengumpulkan bukti-bukti kecurangan pemilu sebanyak-banyaknya. Partisipasi rakyat dalam pemilu bukan hanya di hari pemberian suara, tetapi sejak kampanye sampai pengawasan penghitungan suara real count KPU.
“Selanjutnya akan bisa dilihat apakah kecurangan2 pemilu terjadi secara TSM, terstruktur, sistematis dan massif,” kata Gde Siriana lagi.
Kecurangan dalam pemilu harus dilawan sekarang juga oleh siapapun yang ingin menegakkan demokrasi. Bila tidak, maka akan meninggalkan trauma di masyarakat, bahwa kecurangan akan dilindungi oleh kekuasaan, akan terjadi lagi di pemilu-pemilu selanjutnya.
“Masyarakat akan kembali tidak percaya pada pemilu yang jurdil dan demokrasi akan ditentukan oleh para pemilik uang, lembaga survey dan media TV,” demikian Gde. [rmol]