Ditanya Pemilu 2019 Berjalan Baik atau Buruk, Mahfud MD: Biasa Saja, Selalu Terjadi seperti Ini

Ditanya Pemilu 2019 Berjalan Baik atau Buruk, Mahfud MD: Biasa Saja, Selalu Terjadi seperti Ini

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konsitusi, Mahfud MD memberikan tanggapan mengenai pemilihan umum (pemilu) tahun 2019.

Hal itu disampaikan Mahfud MD saat menjadi narasumber acara Fakta di TV One, Senin (29/4/2019).

Mulanya presenter Fakta, Balques Manisang menanyakan kesan Mahfud MD terkait Pemilu 2019.

"Analisa Prof Mahfud yang sudah sangat berpengalaman sekali, pemilu 2019 ini berjalan baik atau buruk?," tanya Balques.

Menurut Mahfud, Pemilu di 2019 ini baginya berjalan biasa saja.

"Bagi saya biasa saja," ulas Mahfud MD.

"Tapi antara baik atau buruk?," tanya Balques kembali.

"Enggak, selalu terjadi hal seperti ini," kata Mahfud MD.

Sebelumnya, Mahfud MD di kesempatan yang sama juga ditanya mengenai satu kubu yang menyebut pemilu di 2019 ini ada indikasi terjadi kecurangan secara sistematis, terstruktur, dan masif.

"Sistematis, terstruktur dan masif, saya tidak melihat," jawab Mahfud MD.

Namun, Mahfud MD menambahkan, kasus penemuan surat suara telah tercoblos di Malaysia sebelum pemilu bisa masuk dalam kategori kecurangan yang terstruktur dan sistematis.

"Mungkin di Malaysia ya, agak terstruktur dan sistematis, tapi itu kan kecil sekali, dan sudah ditangani oleh KPU kan," ucap Mahfud MD.

Ia mulanya juga menjelaskan pengertian sistematis, terstruktur, dan masif menurutnya.

"Sistematis itukan artinya perencanaanya, kalau terstruktur berjenjang perintahnya, masih itu tidak bisa dihitung satu dua tiga tapi kelompok masyarakat kena semua dari kebijakan itu."




Diketahui sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengungkapkan banyak kecurangan yang terjadi di pemilu 2019, dikutip dari Tribunnews.com


Ia lantas meminta pembentukan untuk Panitia Khusus (Pansus) kecurangan Pemilu 2019.

"Saya akan mengusulkan meski ini akhir periode, kalau misalnya teman-teman itu menyetujui akan bagus untuk evaluasi ke depan. Karena kecurangan ini cukup masif, terstruktur dan brutal. Mulai pra pelaksanaan, pelaksanaan dan pasca-pelaksanaan," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Kasus Surat Tercoblos di Malaysia

Sementara itu, sebelumnya sejumlah video penggerebekan yang menunjukkan puluhan kantong surat suara Pemilu dan Pilpres 2019 yang sudah tercoblos beredar luas di media massa.

Dalam video yang beredar itu, puluhan kantong surat suara tercoblos berwarna hitam tampak berada di sebuah ruangan kosong berbentuk ruko.

Seorang yang merekam menyebutkan, dirinya dan sejumlah orang yang tampak dalam video itu melakukan penggerebekan di sebuah ruko kosong di kawasan Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.

"Barang-barang yang sudah dicoblos, kita dari pihak 02 di satu kedai kosong ini barang-barangnya yang sudah dicoblos di Bandar Baru Bangi, Malaysia, Selangor," kata sang perekam.

Dalam video itu, tampak sekumpulan orang yang membuka kantong suara dan mengambil amplop yang terdapat di dalamnya.

Sejumlah surat suara juga tampak berserakan di lantai, dari kantong-kantong yang sudah dibuka.

Mereka tampak membuka amplop dan menunjukkan bahwa surat suara pemilihan presiden sudah tercoblos untuk pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Sementara untuk surat suara pemilihan DPR RI, caleg Partai Nasdem yang tampak sudah dicoblos, dengan caleg nomor 1 dan nomor 2.

"Kami harap pihak KPU Indonesia membatalkan semua urusan tentang DPL Malaysia untuk hari ini sampai ke tanggal 14 untuk pemilihan di Malaysia. Kami harap dibatalkan," kata seorang pria dalam video.

"Kalau tidak, kami akan duduki KBRI, kami akan halau dan usir orang PPLN (Panitia Pemilihan luar Negeri), juga Panwaslu sampai ada yang bertanggung jawab kepada semua masalah yang terjadi hari ini," sambung pria tersebut.

Dalam video tersebut, seorang lain lantas meminta kronologi penggerebekan.

Pria tersebut pun menjelaskan, pihaknya itu menguntit lokasi agar tahu pergerakan yang ada.

"Keluar masuk di sini ada komplain dan laporan dari masyarakat sekitar sini," kata pria itu.

Ia menyebutkan, setelah mendapat laporan, pihaknya mengajak sejumlah orang lain untuk mengabadikan dan menjadi saksi penggerebekan.

Pria tersebut mengaku, dirinya yang bertanggung jawab atas penggerebekan dan mengaku sebagai simpatisan partai Demokrat sekaligus BPN Prabowo-Sandi di Malaysia.

Pria lain menyebutkan, orang yang diduga bertanggung jawab atas adanya surat suara tercoblos itu sudah melarikan diri dengan menggunakan mobil.

Dijelaskan, ada lebih dari 57 kantong yang terdapat dalam penggerebekan.




BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita