GELORA.CO - Tidak ada yang salah dari instruksi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang meminta pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memutihkan tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pencoblosan, 17 April 2019.
Sekalipun instruksi tersebut mirip dengan yang dilakukan calon presiden Joko Widodo yang meminta pendukungnya berpakaian putih ke TPS.
Bagi Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, otentifikasi ada pada Habib Rizieq. Sebab, Jokowi biasanya selalu mengenakan pakaian kotak-kotak sebagai ciri khas.
"Pak Jokowi niru-niru, kalau mereka (Jokowi) kan baru (putih-putih). Kalau kita kan ngomong putih itu sudah dari dulu, dari zaman baheula," kata Fadli Zon kepada wartawan seusai Kampanye Akbar di Stadion GBK, Jakarta, Minggu, (7/4).
Menurut Fadli, pakaian putih-putih itu justru dimulai oleh kubu 02 sebelum pencapresan. Karenanya, ia menilai kubu Jokowi-Maruf plagiat dan meninggalkan identitas kotak-kotak yang menjadi ciri khasnya sendiri.
"Dari putihkan Jakarta, putihkan Solo, 411, 212. Yang ikut-ikutan siapa? Pak Jokowi bukan kami, dari dulu. Dulu Pak Jokowi kotak-kotak. Kemana itu kotak-kotak?" kata Fadli.
Padahal, sambung anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi ini seragam kotak-kotak telah mengantarkan Jokowi hingga menjadi pucuk pimpinan negeri ini.
“Tapi, baju kotak-kotak itu telah mengotak-kotakkan berhasil masyarakat Indonesia, memecah belah Indonesia, partai politik, dan memberikan rasa curiga yang luar biasa. Ke mana itu kotak-kotak? Selama Jakarta sampai Ahok kan kotak-kotak, tapi kan kotak-kotak kalah terus," demikian Fadli. [rmol]