Cerita BJ Habibie saat Jadi Wapres di Masa Soeharto, Sering Protes dan Selalu Dijawab Begini

Cerita BJ Habibie saat Jadi Wapres di Masa Soeharto, Sering Protes dan Selalu Dijawab Begini

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia di masa Presiden Soeharto.

Hal itu diungkapnya saat menjadi bintang tamu di Indonesia Lawyers Club (ILC) yang diunggah saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (16/4/2019).

Habibie mengaku dirinya sering melayangkan protes pada Soeharto.

"Saya sering protes sama Harto, 'Lho ini enggak benar' Harto selalu mengatakan 'udah deh kamu mikirkan industri aja, tekhnologi dan sebagainya, ini bukan soal kamu'," cerita Habibie yang menirukan Soeharto saat menjawab protesnya.

Habibie mengatakan bahwa dirinya bisa sabar lantaran mengetahui memang begitu watak Soeharto.

"Saudara-saudara kalau saya ngotot, sudah sampai tidak tahan lagi, dia Pak Harto memang begini," ungkapnya.

Habibie lalu mendapatkan jawaban tegas dari Soeharto.

"'Habibie, kamu berpendapat demikian, its okay, apabila memang Allah menghendaki, suatu hari kamu memimpin bangsa Indonesia, silahkan buat, tapi sekarang, saya yang memimpin'," ceritanya.

"'Kamu melakukan apa yang sesuai yang saya katakan'. Iya saya bilang 'okay'."

"Pak Harto itu menurut saya adalah orang yang sangat bijaksana dan pintar, saya jelaskan kalau bersama (Pak Harto) beliau itu mungkin hanya 10 persen waktunya yang ajukan pertanyaan, 90 persen saya yang menjelaskan," jelas Habibie.

Habibie kemudian bercerita tentang situasi setelah Soeharto mundur pada 1998 dan ia menggantikan menjadi presiden.

"Jadi tiba-tiba Allah menghendaki, tiba-tiba saya harus mengambil alih," kata Habibie.

"Nah pada saat hari pertama jam 10 pagi Pak Harto turun, sesuai undang-undang dasar saya harus mengambil alih karena saya wakil presiden. Jam 20.00 WIB, 10 jam kemudian, saya sudah bentuk kabinetnya."

"Dalam kabinet itu tidak ada Bank Indonesia, saya belum ketemu siapa, juga tidak ada yang namanya jaksa Agung, saya bilang tidak boleh, karena saya berkeyakinan, yang memiliki kekuasaan itu adalah Tuhan Yang Maha Esa," ujar Habibie.

"Tapi tuhan menciptakan manusia, bahwa ada agama apa saja itu insiatif dari manusia tersebut, tidak ada Allah mengatakan harus agama ini, tidak ada, jadi berkeyakinan itu saya membenarkan bahwa Pancasila itu adalah hal yang sangat canggih, hanya implementasinya harus benar."

Setelah membentuk kabinet, Habibie lalu bertemu dengan Jaksa Agung dan wakilnya.

"Setelah saya umumkan kabinet, saya mau bertemu Jaksa Agung dan wakilnya, saya umumkan kabinetnya, itu hari Jumat, saya mau lantik hari Sabtu.

Habibie meminta tahanan politik di masa Soeharto dibebaskan.

"Eh mulai segera, Anda harus membebaskan semua tahanan-tahanan politik, 'lho pak yang benar saja', 'kenapa?'," kata Habibie.

"Penjara hanya untuk tahanan kriminal, bukan (untuk orang dengan) pandangan politik yang lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Habibie mengingatkan bahwa Indonesia diperjuangkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipilih rakyat.

"Jadi kesimpulannya, perjuangan kita bergantung pada Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Manusia yang dipilih oleh rakyat, karena rakyat diciptakan oleh Allah, bukan golongan tertentu."

"Jadi, kita bersyukur dengan memberikan kebebasan orang keluar dari penjara dan seterusnya, itu (saat zaman Soeharto) ada tiga partai yang ikut pemiliu PDI, PPP dan Golkar, itu saya bilang, 'tidak' setiap orang boleh buka partai, asal sesuai undang-undang," ujar Habibie.

BJ Habibie lalu menegaskan siapapun nanti presiden yang terpilih pada Rabu (17/4/2019) ini, haruslah memantaskan dirinya dan sadar harus memimpin rakyat Indonesia.

"Kita harus pilih antara dua calon, siapapun yang Anda pilih siapapun nanti yang terpilih, dia harus memimpin 100 persen bangsa Indonesia, dan kedua yang memilih itu pilihlah seusai dengan keyakinan Anda, jadi pesan saya kita jaga Indonesia dengan baik Pak Karni," pungkasnya.

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita