Belum Umumkan Tim Kerja, Jokowi Tidak Punya Power?

Belum Umumkan Tim Kerja, Jokowi Tidak Punya Power?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno telah mengumumkan setidaknya 80 nama yang disebut-sebut akan membantu keduanya jika diberi mandat pada Pilpres 2019 nanti.

Pengumuman nama-nama yang disebut sebagai putra-putri terbaik bangsa itu dilakukan dalam Pidato Kebangsaan Indonesia Menang Bersama Tim Prabowo-Sandi di Dyandra Convention Center, Surabara, Jumat (12/4). 

Tokoh-tokoh yang diumumkan Prabowo berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari ulama, akademisi, pakar, politisi, purnawirawan TNI, hingga seniman. 

Sejumlah pihak percaya, pengumuman nama-nama tersebut akan menggenjot perolehan suara Prabowo-Sandi pada hari pencoblosan 17 April nanti. Bagaimana tidak, tak sedikit dari nama-nama itu yang memiliki pengaruh besar, seperti Dahlan Iskan, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo hingga Rocky Gerung. 

Selain itu, pengumuman 'tim kerja' yang dilakukan oleh Prabowo juga diyakini sebagai bentuk sisi demokrasi yang ada dalam tim Paslon 02. 

Sebaliknya, Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin hingga kini belum merilis nama-nama yang akan membantunya jika kembali memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. 

Hal itu diterjemahkan beragam oleh khalayak. Salah satu komentar datang dari Ketua Perkumpulan Swing Voters Indonesia Adhie Massardi. 

Dalam satu unggahannya di Twitter, Adhie yang juga Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid itu menganggap, sosok Jokowi tidak punya cukup kekuatan untuk melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Prabowo.

Hal itu cukup dimaklumi. Pasalnya, Jokowi bukan seorang pimpinan partai, atau bahkan pimpinan koalisi. Sehingga, ia perlu meminta izin dan persetujuan dari seluruh pimpinan partai koalisi jika ingin mengumumkan tim kerja seperti Prabowo. 

"Sampai batas waktu Paslon 01 urung berikan nama-nama tim (inti) kerja bila terpilih. Kami paham, Capres Joko Widodo tak punya kewenangan tentukan nama-nama yang kami minta. Karena harus izin ketua-ketua parpol koalisi," tulis Adhie di Twitter, Minggu (14/4). 

"Beda dengan Paslon 02 yang pimpinan koalisi dan pimpinan parpol terbesar (dalam koalisi, red)," imbuhnya. 

Cuitan Adhie itu pun diaminkan oleh warganet. Sebut saja Husni Em yang menganggap hal itu sebagai perbedaan kelas antara Jokowi dan Prabowo dalam hal demokrasi. 

"Di sinilah perbedaan antara otoriter dan musyawarah mufakat," tulis pemilik akun @em_husni itu. 

"Di sinilah perbedaan mana presiden boneka mana yang punya berwibawa," timpal @Engineer_Eka. 

Sementara @ading1908 mengaku telah mengundurkan diri dari keanggotaan Perkumpulan Swing Voters yang diketuai Adhie. Ia beralasan, dirinya telah menjatuhkan pilihan atas dasar pengumuman dari Prabowo itu. 

"Indonesia tidak sekadar butuh maju, tapi kemajuan yang berkeadilan dan menjamin kemakmuran bagi seluruh rakyatnya," imbuhnya. 

Pemilihan Presiden 2019 dilakukan serentak bersama dengan Pemilihan Legislatif pada 17 April mendatang. Saat ini, seluruh peserta Pemilu telah memasuki masa tenang menjelang hari pencoblosan. [rm]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita