GELORA.CO - Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengingatkan Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo tentang kisah Perang Uhud. Andi menyatakan hal itu menanggapi keterangan Hashim tentang jatah kursi untuk PAN dan PKS bila Prabowo-Sandiaga memenangi Pilpres.
Hashim memang telah menyatakan PAN akan mendapat tujuh kursi menteri di kabinet, sedangkan PKS enam kursi. Hanya saja, jatah Partai Demokrat belum disebut oleh Hashim.
"Partai Demokrat saat mendukung Pak Prabowo memang ditawari beberapa posis menteri. Namun, Partai Demokrat tidak memilih untuk membahasnya. Opsi kursi menteri itu tidak etis dibicarakan sebelum koalisi menang. Jadi bagi Partai Demokrat dibicarakan saja nanti setelah menang," kata politikus PD Andi Arief kepada wartawan, Senin (1/4/2019).
Andi mengingatkan Hashim untuk belajar kepada kisah Perang Uhud. Dia juga meminta para elite koalisi Prabowo-Sandiaga Uno untuk tidak merasa sudah menang terlebih dahulu.
"Jangan berebut rampasan perang sebelum yakin perang dimenangkan. Nabi Muhammad pernah hampir terbunuh dalam Perang Uhud karena pasukannya berebut pampasan perang, akibat salah informasi intelijen seolah-olah perang sudah menang. Saat ambil rampasan perang, pasukan lawan menyerbu dan menggagalkan kemenangan," papar Andi.
Sebelumnya diberitakan ubu Prabowo-Sandiaga telah melakukan kesepakatan pembagian kursi menteri jika paslon nomor urut dua tersebut memenangi pemilihan. Meski demikian, baru jatah PAN dan PKS yang disebut secara terbuka.
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo mengaku telah ada kesepakatan dengan PAN dan PKS.
"Kita kan sudah sepakat dengan PAN ada tujuh menteri, enam untuk PKS," kata Hashim di Jakarta,Senin (1/4/2019). [ts]