Asal Usul Keluarga Palestina Pendukung Prabowo yang 'Tinggal' di Kertanegara

Asal Usul Keluarga Palestina Pendukung Prabowo yang 'Tinggal' di Kertanegara

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sudah sepekan lamanya Keluarga Omar (43) hidup 'mengemper' di depan kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Begini asal usul keluarga yang mengaku dari Palestina ini.

Omar bersama istri dan 5 anaknya yang masih kecil-kecil melajukan mobil pikap mereka dari daerah Pakansari, Cibinong, Bogor, untuk ikut memberi dukungan bagi Prabowo-Sandiaga Uno. Keluarga Omar sudah ada di permukiman Jalan Kertanegara sejak Prabowo mendeklarasikan klaim kemenangannya atas petahana Jokowi, pada 17 April lalu.

Saat berbincang dengan detikcom, Jumat (26/4/2019), Omar menggunakan bahasa Palestina. Ia dan istrinya tak bisa berbahasa Indonesia. Namun anak sulungnya, Fatimah Azzahra (11), fasih berbahasa Indonesia sehingga menterjemahkan pembicaraan sang ayah.

"Kata ayah, kita di sini menunggu Bapak Prabowo, kita temenin bapak Prabowo di sini sampai menang dan kita minta, kita menunggu untuk bapak Prabowo menang," kata Omar seperti diterjemahkan putrinya, Fatimah.

Rupanya, Omar punya harapan khusus kepada Prabowo. Jika Prabowo menjadi presiden, ia berharap agar Indonesia bisa membentuk wadah bersama negara lain untuk pembebasan Palestina. 

Untuk diketahui, pengumuman hasil Pilpres 2019 dilakukan pada 22 Mei nanti. Prabowo mengklaim menang 62 persen meskipun mayoritas lembaga-lembaga survei memenangkan Jokowi dalam hitungan quick count di angka 54,5 persen vs 45,5 persen.

"Ayah juga menunggu untuk kita bikin persatuan dan kita meminta persatuan dengan Malaysia, Turki dan Indonesia dan Palestina untuk kita membebaskan Palestina," kata Fatimah kembali menterjemahkan pernyataan ayahnya.

"Yang terakhir saya adalah Fatimah Aazzahra, anaknya pejuang Palestina dari Hebron City," lanjutnya.

Selain mengajak Fatimah, Omar dan istri mengajak 4 anaknya yang lain. Ada Rohalf (10), Rital (7), Zainab (4), dan Abdurrahman (1 tahun 3 bulan). Fatimah mengaku punya satu saudara lagi, namun sudah meninggal.

"Yang keenam sudah meninggal syahid di Palestina, namanya Muhammad," akunya.

Foto: Keluarga asal Palestina Pendukung Prabowo. (Nur Azizah/detikcom).

Fatimah menyebut keluarganya selama ini hidup dari berjualan nasi Kebuli di Pakansari. Mereka sudah 2 tahun 8 bulan hidup di Indonesia. Mobil pikap merah yang dijadikan 'tempat tinggal' selama di Kertanegara itu, disebut milik pribadi.

"Ayahku, kami berdagang di Pakansari, di jalan. Kita beli mobil ini dari kerja kita sendiri, kita berjualan. Kita kan usaha, jual Nasi Kebuli dan jual kopi, di Pakansari Cibinong," tutur Fatimah yang mengaku lahir di Turki tersebut.

Omar sekeluarga disebut datang ke Indonesia dengan menumpang kapal. Fatimah menyebut sang ayah adalah pejuang politik di negaranya dan sudah melakukan pelarian ke sejumlah negara.

"Ayahku adalah orang kaya, ayahku pedagang paling besar di Palestina. Dan ayahku pengungsi politik di Inggris, kedua di Turki, aku juga lahir di Turki, dan sekarang di Indonesia. Dan ayahku sudah mengetahui dunia, ke Jerman, ke Italia," urainya.

Anak-anak Omar sudah mulai akrab dengan lingkungan Kertanegara. Tak jarang mereka terlihat berlari-lari kecil di sekitar depan rumah Prabowo. Mereka sering terlihat asyik bermain di lingkungan tersebut.

Omar dan keluarga pun kerap menumpang mandi di Media Center Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, yang berjarak sekitar 50 meter dari kediaman Prabowo. 

Sejumlah anggota BPN yang kerap berada di rumah Prabowo juga terlihat tak asing dengan keluarga Omar ini. Ini lantaran Omar dan keluarganya kerap duduk-duduk di depan rumah Prabowo. Bahkan sesekali Omar terdengar berteriak-teriak dengan bahasa asing.

Selama berada di Kertanegara, Fatimah mengaku baru satu kali bersalaman dengan Prabowo. Ia berharap bisa bertemu dengan Prabowo untuk berbincang.

"Nggak (ngobrol), dia lagi sibuk. Cuma bapak Prabowo pernah mengirim Pak Sandi untuk ke rumah di Cibinong. Iya, ayahku sudah (bertemu Sandi)," sebut Fatimah.

Saat waktunya tidur, Omar dan keluarga berbaring di mobil pikap yang terparkir di sisi Jalan Kertanegara. Ada pula karpet kecil yang digelar di dekat mobil mereka.

Terlihat pula pakaian-pakaian keluarga Omar dijemur di pagar-pagar tanaman kompleks Kertanegara. Saat hujan, terpal pun dipasang agar Omar sekeluarga tidak kebasahan.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita