Ulama di Barisan Prabowo-Sandiaga Bakal Sumbang 15 Juta Suara

Ulama di Barisan Prabowo-Sandiaga Bakal Sumbang 15 Juta Suara

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Keberadaan ulama yang berada di barisan pemenangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, diyakini mampu memberikan sumbangan suara signifikan untuk memenangkan pasangan nomor urut 02 pada Pilpres 2019 nanti. Diprediksi, ulama di barisan Prabowo-Sandi akan memberikan 15 juta suara.

“Bergabungnya ulama seperti Habib Rizieq, Ustad Haikal, dan lainnya tentu akan menyumbang banyak suara kepada Prabowo Sandi. Saya prediksi ulama tersebut akan menyumbang 15 juta suara lebih. Itu angka yang sangat besar. Jadi pengaruh kedua ulama ini akan sangat banyak perannya dalam pemenangan Prabowo Sandi,” ujar politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada Harian Terbit, Senin (11/3/2019).

Buktinya, lanjut Ferdinand, gerakan 212 yang tahun lalu dilaksanakan yang dihadiri 8 juta lebih, adalah massa nyata karena pengaruh Habib Riziq dan ustad lainnya. Dan itu baru sebagian yang bisa hadir. Yang tidak bisa hadir tentu banyak. 

“Itulah prediksi saya sekitar 15 juta suara akan disumbangkan ulama besar ini. Suara berikutnya akan disumbang oleh Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS serta berkarya dan relawan,” papar Ferdinand.

Sejumlah ulama berada di barisan Prabowo-Sandi, antara lain Habib Rizieq Shihab, KH Abdul Rosyid Abdullah Syafii,Yusuf Muhammad Martak, ustad Ahmad Haikal Hasan, Muhammad Al-Khatat, KH Wahab Chasbullah, KH Hasib Wahab Chasbullah, KH Najib Maimoen, KH Choirul Anam, Hasib Wahas Chasbullah, dan lainnya.

Ijtima Ulama

Sementara itu, Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi mengatakan, ulama mendukung Prabowo-Sandi merupakan hasil Ijtima ulama. Ulama-ulama yang berada di barisan Ijtima tidak diragukan lagi kualitas ke -ulamaan-nya. Ulama yang sejati, menjadi suluh penerang. Karena mempunyai ilmu yang mumpuni. Sehingga ulama yang demikian selalu menuntun umat. Bukan malah menyesatkan umat

"Ulama adalah pewaris nabi-nabi. Ulama tidak takut sampaukan kebenaran. Tidak jualan kebenaran untuk kepentingan duniawi apalagi kekuasaan," ujar Muslim Arbi kepada Harian Terbit, Senin (11/3/2019).

Muslim menuturkan, ulama yang berkategori benar itu tidak boleh tersandera karena kasus-kasus pribadinya. Karena dibawah tekanan hukum dan dugaan korupsi lalu yang selama ini dianggap ulama bisa bertekuk lutut dengan segala puja-puji karena takut di tangkap KPK, jaksa atau polisi. Hal tersebut sangat berbahaya bagi pihak - pihak yang mengaku ulama. 

"Karena efek-efek duniawi dan kekuasaan seperti itu maka ulama yang mendukung penguasa apalagi sang ulama itu berpolitik di tengah iklim politik yang halalkan segala cara untuk dapatkan kekuasaan seperti sekarang dengan gemar janji-janji bohong dan cenderung tipu rakyat dan umat," jelasnya.

Terkait apa peran ulama untuk menangkan Prabowo Sandi, Muslim menuturkan, setelah para ulama berkumpul (ijtima) untuk sebuah keputusan bersama. Maka wajib para ulama untuk laksanakan hasil Ijtima itu. Maka tidak ada pilihan lain untuk beri dukungan sepenuhnya demi kemenangan Prabowo-Sandi. Peran ulama dengan doa - doa yang menembus langit agar orang yang hasil Ijtima ulama bisa menang menjadi pemimpin Indonesia. 

Sebelumnya, Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma'arif, menyebut bahwa ditariknya para alim ulama dan mubaligh ke tim pemenangan Prabowo-Sandi merupakan implementasi dari pakta integritas yang diteken Prabowo setelah Ijtima Ulama 212.

Sebab, dalam kontrak tersebut, satu poin penting yang membuat dukungan aktivis gerakan 212 tetap mendukung Prabowo-Sandi adalah "menghormati posisi ulama dan bersedia untuk mempertimbangkan pendapat para ulama..."

"Jadi ini dalam rangka kawal Ijtima ulama dan taat kepada Komando HRS (Habieb Rieziq Shihab)," katanya saat diwawancarai Tirto, Sabtu (22/9/2018). [ht]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita