GELORA.CO - Tokoh Aceh yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Aceh Serantau (Gemas) memberikan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Deklarasi dukungan yang diisi dengan diskusi bertema "Memenangkan Hati dan Ekonomi Masyarakat Aceh melalui Pemenangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019" ini disampaikan di kantor Seknas Prabowo-Sandi Jalan HOS Cokroaminoto No. 93, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (17/3) lalu. Deklarasi dihadiri ratusan warga Aceh yang datang dari wilayah Jabodetabek.
Para tokoh Aceh yang hadir yaitu Prof. Nazaruddin Sjamsuddin, akademisi dan mantan Ketua KPU, Tengku Ansufri Idrus Sambo (Ustaz Sambo), Habib Mushis Ahmad Alatas, Sekjen Forum Musyawarah Majelis Bangsa Indonesia dan Penasehat DPP FPI, Dr. Hilmi Bakar, pakar ekonomi dan pakar Islam kontemporer, Mayjen (Purn) TNI Soenarko, mantan Panglima Iskandar Muda dan Danjen Kopassus, dan akademisi Dr. TB. Massa Djafar.
"Satu juta warga Aceh yang berada di Jabodetabek siap untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres Rabu 17 April 2019. Di luar negeri, di Malaysia, New York, Timur Tengah dan negara lain, kami siap galang untuk memenangkan Prabowo-Sandi," ujar Tengku Maulana dalam keterangannya, Rabu (20/3).
Dijelaskan, kalau masyarakat Aceh sudah menyatakan sikap berarti negara dalam keadaan yang memprihatinkan. Perbaikan kondisi negara dalam seluruh aspek kehidupan hanya dimungkinkan jika Prabowo-Sandi memimpin Indonesia.
Gemas mengakui perjalanan Republik Indonesia dalam usia 70 Tahun, banyak kemajuan yang sudah dicapai. Namun dibandingkan dengan kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara dunia ketiga, seperti Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Thailand belum sebanding. Mengingat kekayaan sumber daya bumi nusantara ini sangat melimpah, mestinya Indonesia bisa lebih maju berbanding negara-negara lain.
Tengku Maulana mengatakan, kendala yang menghadang percepatan pembangunan yang meliputi bidang sosial ekonomi, politik pemerintahan, mental ideologi, kebudayaan, pertahanan keamanan dan ilmu pengetahuan teknologi, diperlukan seorang pemimpin, Presiden yang memiliki leadership yang visioner, berintegritas, memiliki kapasitas, komitmen kebangsaan, patriotik, berani mengambil keputusan, melindungi rakyat, bumi dan tumpah air.
"Ini adalah kunci dari keberhasilan pembangunan Indonesia ke depan yang lebih adil dan sejahtera," sebutnya.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur itu serta dalam upaya memperkuat fondasi pembangunan bangsa Indonesia, Gemas menyampaikan pemikiran dan aspirasi sebagai dasar pemberian dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandi agar memberikan perhatian kepada beberapa masalah sebagai berikut.
Pertama, meletakkan nilai dasar pembangunan secara konsisten dan berkesinambungan yang menguatkan aspek spiritual dan material sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Tidak memojokkan, mempertentangkan Islam dan negara, serta menempatkan ulama sebagai rujukan dalam kebijakan pembangunan nasional.
Kedua, karena itu, politik akomodasi dan adopsi nilai-nilai syariah Islam dalam pelembagaan dan program pembangun dimaknai dari kacamata positif, berkeadilan dengan sasaran penguatan fondasi sosial, ekonomi dan budaya sebagai basis nilai integrasi nasional.
Ketiga, secara kontinyu dan konsisten, bahwa Konsensus dan pelembagaan politik UU Pemerintah Aceh dijadikan sebagai modal bangsa merawat integrasi nasional, bukan sebaliknya secara sistematik memperlemah implementasi UU Pemerintah Aceh.
Keempat, pembangunan ekonomi, kebijakan strategis yang harus ditempuh pemerintah Prabowo-Sandi, adanya upaya serius, redistribusi aset ekonomi kepada pelaku ekonomi pribumi dan sosial menengah bawah sebagai kunci pemerataan pembangunan ekonomi penyerapan lapangan kerja serta dunia usaha, baik level nasional, maupun aceh pada khususnya.
Kelima, dalam upaya memperkuat kepemimpinan nasional dan integrasi bangsa, dalam rekrutmen politik dan pejabat publik mempertimbangkan aspek keterwakilan dengan menempatkan putra-putra aceh terbaik, kompeten, kapabel dan berintegritas.
Keenam, dalam rangka memperkuat pertahanan negara, kedaulatan Indonesia, menanamkan disiplin nasional, semangat patriotisme agar diberlakukan wajib militer - bela negara. Bisa dimulai dari Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai daerah modal guna memperkuat kehormatan bangsa.
Berdasarkan pemikiran dan aspirasi tersebut, Gemas menitipkan pemikiran dan aspirasi kepada pemerintahan Prabowo-Sandi, tanpa mendahului takdir Allah: Pertama, kami berkeyakinan bahwa pasangan Prabowo-Sandi mampu dan mempunyai komitmen besar untuk merealisasikan pemikiran dan aspirasi tersebut.
Kedua, sehubungan hal itu, dengan mengharapkan rahmat dan ridho Allah SWT, kami dengan sepenuh hati mendukung dan bekerja keras bersama segenap masyarakat Aceh serantau untuk memenangkan Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.
Pada kesempatan itu, Prof. Nazarudin mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang selama 70 tahun ini tidak membangun Aceh secara utuh. Dia menilai Aceh itu ada tiga bagian, wilayah Pesisir Timur, Pesisir Barat dan Aceh Pedalaman.
"Selama 70 tahun pembangunan di Aceh tidak seimbang. Selama ini pembangunan berkonsentrasi di Pesisir Timur dan Pesisir Barat saja sementara pedalaman Aceh seperti Gayo tidak banyak tersentuh. Soal ketertinggalan ini tidak boleh lagi terjadi pada era Prabowo-Sandi nanti," tegas Nararuddin. [rmol]