GELORA.CO - Survey & Polling Indonesia (SPIN) merilis hasil survei Pilpres 2019. SPIN menyatakan selisih elektabilitas kedua pasangan kandidat yang bertarung di pilpres 2019, semakin tipis, yakni hanya 8 persen.
Hasil survei ini sangat berbeda dari sejumlah lembaga survei lain yang rata-rata menyebutkan jarak 20 persen.
Hasil survei tersebut membuat banyak orang terkaget-kaget. Namun adapula yang cenderung melihat sebelah mata survei ini.
Direktur SPIN, Igor Dirgantara menegaskan, lembaga surveinya bukan partisan politik, namun berdiri independen. Dia menyampaikan, survei ini didanai dari kas internalnya.
“Untuk survei ini sendiri independen, kami ada kas sendiri,” kata Igor di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (7/3)
Meski begitu, Igor tak menutup kemungkinan ada sumber dana lain dalam surveinya. Menurutnya, kerap ada pihak tertentu yang menyumbangkan uang, guna menutupi kekurangan.
“Survei itu sebenarnya independen. Tapi saya nggak menutup kemungkinan di saat-saat terakhir ada yang sumbang, itu biasa. Kadang malah nggak sekarang, tapi setelah ini. Misal kekurangan biaya ini siapa yang nutupin. Biasanya ada simpatisan gitu yang senang. Saya jujur saja,” jelasnya.
Namun, pengamat Politik Universitas Jayabaya ini enggan menjelaskan pihak yang turut mendanai surveinya. Pasalnya, kadang sumbangan ini masuk ke petugas survei di lapangan.
“Ya, itu kan tim ya. Saya menduga seperti itu. Ini saya clear kas pribadi. Tapi kan kadang surveyor saya nih, korlap (koordinator lapangan) mungkin bisa saja mainin. Ya, itu kadang pasar gelap. Saya kurang jujur apa nih,” pungkas Igor.
Dalam surveinya, SPIN menunjukkan jarak elektabilitas antara pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno semakin menipis.
Jokowi-Ma’ruf saat ini mendapat elektabilitas 49 persen. Sementara itu, Prabowo-Sandi memperoleh 41 persen. Sedangkan yang tidak menjawab sebesar 10 persen.
“Perlahan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi merangkak mengejar Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan selisih 8 persen,” pungkas Igor Dirgantara.[psid]