GELORA.CO - Mantan Komisaris BUMN, Said Didu angkat bicara soal maraknya korupsi di sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurutnya, praktik korupsi di sektor BUMN harus segera dibongkar hingga akar-akarnya.
Terlebih pasca operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang mengamankan sebanyak 84 kardus yang di dalamnya terdapat amplop berisi uang sejumlah Rp 8 miliar berkaitan juga dengan BUMN.
Bahkan Said Didu menyebutkan bahwa masih ada sejumlah logistik di gudang BUMN yang diduga akan dialokasikan untuk kepentingan Pemilu 2019.
"Ini kira-kira masih ada 3 juta logistik di dalam gudang, saya nungguin kapan keluar. Ini seolah dilakukan seperti itu," kata Said Didu di sela-sela diskusi publik di UMJ, Ciputat, Tangerang Banten, Sabtu (30/3), dilansir RMOL.
Lebih lanjut, ia menilai sejak Orde Baru hingga saat ini, baru di era presiden Joko Widodo ini BUMN secara vulgar menunjukkan BUMN di bawah cengkraman politik.
"Sejak orba baru kali ini BUMN betul-betul dimanfaatkan oleh politik. Bayangkan seluruh BUMN harus ulang tahun sebelum 17 April 2019 dengan macam-macam kegiatan," tandasnya.
Di akun twitternya Said Didu juga menyebut BUMN melakukan kampanye terselubung. Itu ia buktikan dengan kaos acara BUMN yang bertuliskan "KAI Bersatu", ditengarai tulisan tersebut menyiratkan dukungan ke salah satu paslon capres 2019.
(*)Silakan publik menilai bagaimana BUMN melakukan kampanye terselubung. Kaos untuk acara salah satu BUMN @PTKAIIndonesia @KAI121. #saveBUMN pic.twitter.com/TF3cZXLW73— Muhammad Said Didu (@saididu) March 30, 2019