GELORA.CO - Ekonom senior Rizal Ramli blak-blakan membandingkan dua figur capres yang bersaing merebut kursi RI-1 antara Joko Widodo melawan Prabowo Subianto. Rizal menilai makin hari Jokowi seperti makin dijauhi masyarakat.
Rizal menekankan kondisi sekarang berbeda dengan Pilpres 2014. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan kedatangan massa di kampanye Jokowi dan Prabowo.
"Tahun 2014, Jokowi dicintai rakyat. Datang masyarakat pengin foto dan pengin salaman. Tapi hari ini, yang datang di acara Jokowi sangat kecil jumlahnya. Setengahnya itu hadir hasil mobilisasi kekuasaan, mobilisasi pakai uang," kata Rizal usai menjenguk Ahmad Dhani Prasetyo di Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 30 Maret 2019.
Dia pun mengatakan kedatangan massa saat kampanye Prabowo terlihat berbeda. Kata dia, bahkan massa itu datang tanpa pamrih alias tak dibayar. Massa yang datang mendukung Prabowo ini seperti momen ketika kampanye Jokowi di Pilpres 2014.
"Sementara, yang datang di acara Prabowo makin banyak, bayar sendiri. Jadi ini pribadi yang tertukar. Tahun 2014 rakyat cinta Jokowi, hadir berbondong-bondong pengin ketemu dia. Hari ini rakyat malas ketemu Jokowi, kecuali dikasih uang, kecuali mobilisasi kekuasaan," ujar Rizal.
Kemudian, Rizal menambahkan, banyak hal dijanjikan Jokowi, namun tidak terealisasi. Ia menyebut hanya sektor infrastruktur yang jadi andalan Jokowi.
"Kecuali di bidang infrastruktur. Pemimpin itu haruslah kata-katanya dan tindakannya sama. Itulah kehormatan seorang pemimpin. Kalau jadi pemimpin ucapannya apa, tindakannya apa, malah sebaliknya, enggak pantas jadi pemimpin," lanjut eks Menko Kemaritiman itu.
Menurut Rizal, tanda-tanda kekalahan Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019 kian terlihat. Beberapa indikasi itu seperti penangkapan Ahmad Dhani hingga kondisi pertumbuhan ekonomi yang sulit.
"Salah satu (faktornya), karena nangkap Dhani, mengurangi simpati rakyat. Yang kedua, memang ekonomi makin lama makin susah, pekerjaan makin susah, risiko ekonomi makro Indonesia makin tinggi. Berat bagi Jokowi menang lagi," tuturnya.
Menjenguk Dhani, Rizal mengaku terkenang semasa dirinya menjadi aktivis pejuang demokrasi dan dipenjara oleh Pemerintahan Orde Baru dulu.
"Saya zaman Soeharto, pada saat umur 22 tahun, diadili, ditangkap, karena menulis buku putih perjuangan mahasiswa. Saya dipenjara satu setengah tahun," katanya. [vva]